Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – BPBD Provinsi NTT menggelar Rapat Koordinasi Persiapan Menghadapi Cuaca Ekstrem di Wilayah NTT, Kamis (23/12/2021). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut konferensi pers oleh BMKG pada Selasa (21/12/2021), terkait peringatan dini cuaca ekstrem sebagai dampak dari terdeteksinya Suspect Area Potensi Bibit Siklon Tropis di sekitar wilayah laut Arafura serta meningkatnya curah hujan, angin kencang, dan gelombang laut.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono menjelaskan, Suspect Area tersebut mempunyai kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju wilayah perairan utara Australia. Dalam 72 jam kedepan Suspect Area diperkirakan akan menguat cukup signifikan terutama di hari Sabtu dan Minggu ditandai dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin di atas 25 knot dengan kemungkinan pusat sistemnya sudah berada di Area Tanggung Jawab TCWC Australia.
Ia melanjutkan, dalam periode tiga hari ke depan masyarakat diharapkan untuk waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Timur dan Maluku; potensi angin kencang di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku; potensi tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter (Moderate Sea) di Laut Seram, Perairan Kaimana, Perairan Kep. Aru, Perairan Kep. Sermata hingga Tanimbar, Perairan Amamapare – Agats bagian utara, dan Laut Arafura; serta potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) di Laut Flores bagian timur, Perairan selatan Baubau – Kep. Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P. Buru – P. Seram, Perairan Kep. Kai, dan Perairan Fakfak.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos., dalam paparannya menjelaskan, rapat tersebut diselenggarakan untuk memastikan kesiapsiagaan berbagai pihak dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT setidaknya selama tiga hari ke depan berdasarkan hasil analisis BMKG.
Ia menambahkan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah kesiapsiagaan tersebut antara lain, segera mengkoordinasikan semua pihak terkait di wilayah masing-masing antara lain Forkopimda, pimpinan lembaga agama, lembaga-lembaga mitra pembangunan (yayasan, LSM, dan organisasi kemasyarakatan) untuk menyatukan kekuatan kesiapsiagaan selama beberapa hari ke depan, yaitu Kamis = waspada, Jumat = siaga, dan Sabtu = awas).
Selain itu, tambahnya, diharapkan kepada semua pimpinan yang hadir untuk melakukan desiminasi Peringatan Dini Cuaca dari BMKG terutama kepada warga yang mendiami lereng-lereng dan daerah rendah pada daerah aliran sungai/bantaran-bantaran sungai termasuk memberi perhatian terhadap wilayah-wilayah yang terkena bencana Siklon Tropis Seroja beberapa bulan lalu, serta mengaktifasi Posko Siaga Cuaca Ekstrem untuk memantau dan melaporkan perkembangan keadaan di lapangan.
“Karena itu, diimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk membersihkan pohon atau ranting pohon yang rapuh dan mudah patah, memperbaiki dan perkuat atap rumah, membersihkan sampah di selokan/kali, mengamankan dokumen-dokumen penting, menyiapkan Tas Siaga Bencana, mengamankan perahu ke darat dan para nelayan juga diharapkan untuk kembali ke darat (tidak melaut), menetapkan titik/tempat evakuasi sementara, mengaktifkan Satgas/Posko/Tim Relawan Desa/Kelurahan untuk memeriksa jalur evakuasi sementara dan memastikan keamanannya, serta memastikan ketersediaan logistik beras dan lainnya untuk kondisi darurat,” jelas Ambros.
Rapat yang digelar secara daring tersebut melibatkan berbagai stakeholder, seperti TNI – Polri, BMKG, BASARNAS, BPBD Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT. Hadir pula perwakilan Lembaga Agama, Akademisi, dan Forum PRB. (Yusta R. Ramat/ rf-red-st)