Rote Ndao, SEKOLAHTIMUR.COM – Kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Rote yang digelar Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur ditutup secara resmi pada Jumat (5/8/2022) oleh Simon Zacharias, S.H., selaku Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Rote Ndao.
Dalam sambutannya, Simon Zacharias menyampaikan apresiasi terhadap Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah menyelenggarakan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di Kabupaten Rote Ndao. Ia menegaskan bahwa Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Rote Ndao bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao akan memasukkan pelajaran Bahasa Daerah sebagai muatan lokal ke dalam kurikulum. Dengan demikian, para siswa SD maupun SMP dapat mempelajari, mempraktikkan, dan melestarikan bahasa Rote di lingkungan sekolah masing-masing.
“Dengan adanya kegiatan revitalisasi bahasa ini artinya kita kembali melestarikan bahasa dan ke depannya [bahasa daerah] masuk ke dalam muatan lokal di sekolah, mungkin akan diajarkan satu minggu dua jam,” ungkap Simon Zacharias.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, program kegiatan ini sangat baik dan strategis untuk kita kembali melestarikan bahasa kita, khususnya bahasa Rote sehingga diharapkan ke depannya anak-anak yang menggunakan bahasa ibu dapat lebih mengeksplorasi potensi diri mereka dengan penuh cinta bahasa Rote,” tambahnya.
Koordinator Tata Usaha Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Irwan Alfreed Pellondou, yang mewakili Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur mengapresiasi semangat para peserta Pelatihan Guru Utama di Rote Ndao.
“Dari hari pertama saja, saya sudah melihat bagaimana kelas ini bisa berjalan sesuai dengan konsep Merdeka Belajar. Saya melihat adanya kemerdekaan yang luar biasa di kelas ini yang ada pada diri Bapak Ibu begitu pun pada Bapak Edu dan Bapak Leksi sebagai pengajar,” ujarnya.
“Saya melihat gambaran kelas yang akan Bapak Ibu kelola karena saat Bapak Ibu menjadi peserta dapat merasakan bagaimana posisi anak-anak saat mengajar. Saya yakin bahwa apa yang Bapak Ibu dapatkan sekarang, itulah yang pasti nanti Bapak Ibu terapkan di sekolah masing-masing,” lanjutnya.
Di akhir sambutannya, Irwan Pellondou mengajak para peserta, para maestro, dan pemangku kepentingan untuk bekerja sama mewujudkan revitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Rote Ndao.
“Jadi mari kita bersama-sama mewujudkan program ini agar kemerdekaan dalam belajar khususnya menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar ataupun komunikasi sesama penutur jati itu bisa kita lakukan bersama,” ajaknya.
Pelatihan ini juga mendapat respons yang positif dari para peserta dan para peserta berharap agar pelatihan sejenisnya dapat digelar pada tahun-tahun berikutnya.
“Saya bersyukur karena dengan kegiatan ini kita bisa menghidupkan kembali bahasa [daerah] yang dulunya kita tidak pernah ajarkan kepada anak-anak. Dengan kegiatan ini, kita mengajarkan kembali dan melestarikan bahasa daerah ke depannya,” ucap Jumima Doroh, guru SD Negeri Sotimori Kabupaten Rote Ndao.
“Harapan saya, kegiatan ini tidak hanya sampai di sini saja tetapi dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya,” tambahnya.
Sama halnya dengan para peserta, para maestro yang menjadi narasumber juga mendukung kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah di Kabupaten Rote Ndao.
Eduard Pellondou yang menjadi salah satu narasumber dalam pelatihan tersebut menjelaskan, pelatihan tersebut akan memberikan dampak positif untuk para peserta. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini juga aktif di dalam kelas.
“Dari kegiatan hari pertama hingga hari terakhir ini, para peserta ikut aktif dan yang jelas bahwa implementasi di lapangan akan berjalan dengan baik,” ungkapnya.
“Guru-guru para peserta pelatihan yang akan kembali ke sekolah mengimplementasikan materi yang mereka dapat untuk menciptakan atau melahirkan penutur-penutur baru dan juga memberikan pelatihan atau mentransferkan ilmu yang mereka dapat hari ini kepada guru-guru lain di Rote Ndao.” tambah Eduard Pellondou.
Sementara itu, Leksi S.Y. Ingguoe yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut berharap adanya tindak lanjut dari pemerintah daerah setempat mengenai revitalisasi bahasa daerah di Rote Ndao.
“Sejauh ini sudah ada aturan daerah menyangkut penggunaan bahasa daerah, hanya saja masih kurangnya penerapan pengajaran muatan lokal bahasa daerah di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan dinas menyusun kurikulum dan bisa memberlakukan pelajaran Bahasa Rote di sekolah,” harapnya.
Acara penutupan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Rote diisi oleh beberapa penampilan yang menarik dan menghibur dimulai dari pembacaan puisi, bercerita dongeng, cerpen, berpidato, bertutur adat, dan menyanyikan tembang tradisi dalam bahasa Rote. Setelah kegiatan Pelatihan Guru Utama, para guru utama akan kembali ke sekolah masing-masing untuk mengimplementasikan materi-materi yang telah didapat kepada siswa-siswa selama tiga bulan ke depan. (Iwa/rf-red-st)