Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Guna meningkatkan mutu pendidikan di daerah melalui literasi, Circle of Imagine Society (CIS) Timor dan United Nations Children’s Fund (Unicef) yang didukung Pemerintah Jepang menggelar Pelatihan Calon Pelatih (PCP) Literasi Kelas Awal dan Transisi Sekolah pada Selasa – Sabtu, 20 – 24 September 2022 di Hotel Kristal Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan tersebut melibatkan 27 peserta dari 3 kab/kota di Provinsi NTT yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Peserta yang terlibat dalam pelatihan berasal dari berbagai kalangan yakni pengawas sekolah, kepala sekolah, guru penggerak dan pemerhati/pegiat literasi.
Kepala Unicef NTT dan NTB, Yudistira Yewangoe, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan pada Selasa (20/9/2022), mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para calon pelatih literasi kelas awal yang handal untuk memberikan pelatihan kepada para guru di masing-masing kab/kota yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
“Kegiatan yang dilaksanakan ini untuk mempersiapkan para calon pelatih yang handal untuk memberikan pendampingan kepada para guru untuk mempersiapkan kemampuan literasi anak khususnya di tingkat sekolah dasar,” ungkap Yudhi, sapaan akrabnya.
Ia menuturkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sangat mendorong untuk terus mengembangkan pendidikan literasi awal di daerah-daerah. Oleh karena itu Unicef juga turut mengambil bagian dalam upaya peningkatan literasi.
“Setelah ada contoh yang baik dari Papua dan Papua Barat, Unicef terus berupaya mengembangkan lagi program yang sama di provinsi-provinsi dampingan Unicef yaitu di Provinsi NTT dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Ia pun berharap agar kegiatan pelatihan calon pelatih literasi kelas awal itu mampu meningkatkan kualitas para guru kelas awal.
“Pelatihan ini kita berharap bisa mendapatkan empat hal, pertama, melalui pelatihan ini kita bisa meningkatkan kapasitas guru kelas awal tentang literasi kelas awal. Kedua, diharapkan untuk mengembangkan terus pendampingan yang berkelanjutan. Ketiga, bisa memperbanyak akses literasi kelas awal dengan mendorong peningkatan perpustakaan sekolah dengan sentral tempat bacaan di desa-desa. Keempat, melibatkan masyarakat dalam mempromosikan budaya literasi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengutarakan bahwa kesiapan literasi kelas awal ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas anak-anak untuk lebih kreatif, inovatif, dan berpikir kritis dalam setiap proses pembelajaran.
“Saya berharap para peserta bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik dan menguasai materi-materi yang diberikan oleh para narasumber sehingga pelatihan lanjutan di tingkat kabupaten bisa dilaksanakan dengan baik. Karena pelatihan di tingkat kabupaten kita menargetkan pendampingan kepada 75 SD yang tersebar di tiga daerah yaitu Kota Kupang 35 sekolah, Kabupaten Kupang 20 sekolah, dan Kabupaten TTS 20 sekolah. Kegiatan pendampingan lanjutan akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 mendatang,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si., dalam sambutannya saat menutup kegiatan pada Sabtu (24/9/2022) menyampaikan terima kasih kepada CIS Timor dan Unicef yang telah mendukung pendidikan di Provinsi NTT khusunya di tiga kabupaten/kota di NTT dalam rangka pelatihan literasi kelas awal.
“saya menyampaikan terima kasih kepada CIS Timor dan Unicef yang telah peduli dengan perkembangan literasi di NTT khususnya di tiga kabupaten kota yang telah memberikan pelatihan kepada 27 calon pelatih literasi kelas awal. Kawan-kawan yang telah mengikuti ini bertanggung jawab terhadap keberhasilan literasi di sekolah,” ungkapnya.
Selanjutnya Dumuliahi membeberkan data literasi awal khususnya di Kota Kupang. Ia menyebut masih masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca dan belum lancar membaca.
“Khusus di Kota Kupang berdasarakan data yang ada sebanyak 3.500 lebih anak-anak kelas 1 hingga kelas 2 yang belum bisa membaca, sementara ada 4.000 lebih anak yang masih eja yaitu dari kelas 3 hingga kelas VI SD, sementara di tingkat SMP kurang lebih ada 200 anak yang masih eja. Dari jumlah keseluruhan peserta didik di Kota Kupang kurang lebih 30 ribu lebih anak-anak, artinya bawa masih terdapat 10% yang belum bisa membaca dan belum lancar membaca. Karena itu dengan adanya kegiatan yang diinisiasi oleh CIS Timor dan Unicef ini merupakan langkah maju untuk kita saling bahu-membahu menuntaskan setiap persoalan yang ada khususnya di bidang literasi,” urainya.
Ia mengajak semua komponen untuk berkolaborasi dalam pembangunan pendidikan khususnya di bidang literasi.
“Langkah yang ditempuh untuk menuntaskan persoalan literasi khususnya membaca ini kita harus bangun kolaborasi dengan semua pihak baik para pendeta, ustad, para Romo dan para pemerhati pendidikan karena urusan pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua,” ujarnya.
Ia berharap agar 27 peserta dari 3 kabupaten/kota yang telah diberi pelatihan mampu untuk mengimplementasikannya di lapangan.
“Setelah selesai kegiatan pendampingan pelatihan bagi 27 calon pelatih ini akan menindaklanjuti di tiga kabupaten/kota ini, karena itu diharapkan agar ada evaluasi setelah kegiatannya selesai dan bisa diikuti agar apa yang diharapkan bisa tercapai,” tuturnya.
Pada akhir sambutannya, ia pun berharap agar kerja sama dengan CIS Timor dan Unicef yang telah dibangun terus berlanjut ke depan karena masih banyak sekolah lain yang memiliki persolan yang sama, selain 75 sekolah yang menjadi sasaran pendampingan dari CIS Timor dan Unicef pada tahun ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Imanuel Buan dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada CIS Timor dan Unicef yang telah mendukung kegiatan literasi di sekolah.
“Saya menyampaikan terima kasih dan juga apresiasi kepada Cis Timor dan Unicef yang peduli dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya d bidang literasi ini, Berbicara tentang literasi ini sebenarnya hal sederhana tetapi untuk melakukannya ini juga butuh kemampuan dan juga keseriusan jika tidak ada kemampuan dan keseriusan maka literasi ini akan berjalan di tempat karena itu literasi ini sangat penting maka diharapkan kepada 27 peserta yang telah mengikuti kegiatan ini bisa mengimplementasikannya dengan baik kepada guru-guru lain agar semua bisa memiliki kemampuan dan keterampilan yang sama agar apa yang diharapkan bisa tercapai.” Pungkas Imanuel Buan
Sementara itu Ketua CIS Timor, Haris Oematan, yang diwakili oleh Toni Eluama menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar karena melihat kondisi literasi yang mash rendah. Peserta yang dilibatkan dalam pelatihan ini diharapkan dapat melatih guru-guru di sekolah sasaran.
“Melihat kondisi literasi yang masih terbilang rendah maka itu kami CIS Timor dan Unicef yang didukung Pemerintah Jepang mencoba untuk memberikan kegiatan yang mana membekali para pengawas sekolah, guru penggerak, dan para pegiat literasi untuk mengambil bagian dalam mendukung gerakan literasi di sekolahan khususnya literasi awal. Karena itu peserta yang dilibatkan dalam kegiatan ini sebanyak 27 orang, dari Kota Kupang 8 orang, Kabupaten Kupang 12 orang, dan Kabupaten TTS 7 orang, dengan tujuan untuk melatih para calon pelatih ini sehingga melatih para guru di 75 sekolah yang menjadi sasaran,” jelasnya.
“Kami berharap agar para calon pelatih ini mampu untuk mengimbaskan materi-materi yang diperoleh dari para Master Trainer selama pelatihan ini agar apa yang kita harapkan bisa tercapai,” harapnya.
Materi yang diberikan dalam kegiatan yang berlangsung selama lima hari tersebut terkait dengan 9 komponen literasi awal yaitu 1). Kesadaran Cetak, 2). Fonologi, 3). Pengetahuan Alfabet, 4). Fonik, 5). Pemahaman, 6). Kosakata, 7). Berbicara, 8). Tata Bahasa, dan 9). Menulis.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan tersebut yaitu Spesialis Pendidikan dari Unicef, Eliza Mufti, dan dua orang Master Trainer yaitu Theo Montolalu dan Endang Wuriyani. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)