LDKS SMKN 7 Kupang: Bangun Ekosistem Literasi

0
96
Panitia, narasumber dan peserta LDKS SMKN 7 Kupang

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – SMK Negeri 7 Kupang menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) angkatan ke-11 tahun pembelajaran 2022/2023 pada Senin – Kamis, 26 – 29 September 2022. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah bagi para siswa baru dan menumbuhkan peran aktif serta tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran di sekolah.

Selain itu, menurut Patrisius Leu, S. Fil., guru Agama Katolik SMKN 7 Kupang sekaligus pemateri Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam kegiatan tersebut, membangun sebuah ekosistem literasi harus dimulai dengan kebiasaan-kebiasaan berliterasi.

“Pertama, tahu dulu apa itu literasi? Literasi itu kemampuan yang diperoleh dari belajar BALITUNG (baca, tulis, berhitung). Inilah kebiasaan-kebiasaan yang perlu dipupuk untuk membangun ekosistem literasi yang efektif di lingkungan sekolah serta menjadi bekal dalam memecahkan persoalan-persoalan sosial secara kritis dan mampu mengkomunikasikannya dalam kesehariannya di masyarakat,” ungkap Patris Leu, Kamis (29/09/2022) di sekolah setempat.

Selanjutnya penulis buku “Nomen Est Omen” tersebut menekankan pentingnya meningkatkan GLS dengan melibatkan pihak luar yang mumpuni dan berkompetensi dalam hal literasi. Penting juga strategi-strategi yang kolaboratif-kreatif dalam membangun ekosistem literasi di lingkungan sekolah.

“Jadi, GLS itu harus melibatkan atau kerja sama dengan orang-orang di luar yang sudah teruji dalam kompetensi literasinya seperti penulis, penggiat literasi, media massa, penerbit, pemangku kepentingan dan bukan yang tanpa proses, tapi langsung menulis, apalagi menerbitkan buku,” tegasnya.

“Selain itu, strategi yang diperlukan dalam GLS antara lain; intern, harus ada waktu dan hari khusus untuk praktik berliterasi/hari baca, lomba-lomba literasi pada momen-momen tertentu, tugas, mading, buletin sekolah dan konten-konten dari karya siswa dan guru yang menjadi unit produksi sekolah. ekstern, sekolah undang guru penulis, penulis, pegiat literasi untuk hadir dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti; pentas karya siswa, bedah buku, sharing proses kreatif  menulis dan pendampingan literasi kepada guru serta siswa,” urai Patris Leu.

Pemateri lainnya dalam kegiatan tersebut, Gabriel Baut Koten, S.Si., menyampaikan bahwa dalam penulisan karya ilmiah, penting untuk memperhatikan format dan kaidah-kaidah penulisannya agar sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Dalam menulis karya tulis ilmiah, baik itu dalam menulis Makalah maupun menulis laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL), penting untuk diperhatikan format atau susunan tulisannya agar sesuai dengan aturannya yang benar yaitu harus berdasar pada kaidah-kaidah penulisan yang diatur dalam Permendikbud. Di samping itu juga, pada penulisan buku, ada formatnya tersendiri. Dan satu hal yang tidak kalah penting dalam menulis adalah baca berulang-ulang, teliti baik-baik tulisannya, susunan kata-katanya atau alur pikirannya, dan metodologinya sudah pas atau belum, lalu perbaiki,” ujar guru Matematika SMKN 7 Kupang ini.

Lebih lanjut, Gabriel Koten mengatakan, untuk menjadi seorang penulis yang baik, dibutuhkan praktik-praktik literasi yang dimulai dengan banyak membaca, latihan menulis dan paham akan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

“Kalau mau jadi penulis yang berhasil, maka harus buat praktik-praktik literasi yang berkelanjutan. Pertama, pahami kesulitan apa yang dialami dalam proses kreatif menulis karya sastra maupun karya tulis ilmiah, lalu catat dan pelajari. Kemudian baca salah satu buku sekitar 3 halaman dan buat simpulan dari isi buku itu. Lalu, dari simpulan itu bisa dibentuk karya-karya baru seperti puisi, cerpen, refleksi, karikatur, resensi, dan lain-lain,” tandasnya.

“Bisa juga menulis profil diri sendiri sebagai seorang penulis. Atau latihan menulis dalam 5 menit dengan menentukan sebuah objek tulisan dan kemudian menarasikannya. Bisa juga menulis dengan menggunakan panduan 5W + 1 H. Yang terakhir, bisa juga dibuat refleksi, saran, dan kesan dari kegiatan hari ini yang punya kaitannya dengan nilai-nilai karakter dari profil pelajar Pancasila,” pungkas Gabriel Koten. (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini