Negeri asing menjadi tempat tinggalnya. Dia yang kukenal kini asing, di mimpi pun tak pernah hadir. Negeri rantau menjadi tempat tinggalnya dan kini jarak telah memisahkan aku dengan dia yang kucintai.
Peluk hangatmu aku rindu kini. Wajahmu asing bagiku, mengapa harus ada perpisahan seperti ini? Ayah jahat, ayah jahat, membiarkanku dihantui rindu. Telah sekian lama kau tinggalkanku, haruskah aku mempersalahkan Tuhan yang telah membiarkan ayah pergi dari pelukanku? Apakah Tuhan tidak adil membiarkanku sendiri?
Kini tulang rusukmu menjadi tulang punggung keluarga. Ada perasaan sedih, kasihan ibu yang sudah sekian lama membesarkan kami tanpa dampingan sorang suami. Namun ibu tak pernah menunjukkan rasa lelah dan letihnya dalam memperjuangkan sesuap nasi demi membesarkan kami.
Kabar yang kutunggu tunggu tentang ayah tak pernah datang. Andai ayah tahu kalo aku saat ini rindu sekali kebersamaan kita. Dan aku harap ayah bisa kembali lagi, menghabiskan waktu bersama dan merencanakan masa depanku kelak agar aku tak sedih dan bimbang terus seperti ini. Pulanglah, pulanglah dalam pelukanku, Ayah.
———–
Karya Alexandra Abel, peserta didik kelas X TKJ, SMK Negeri 7 Kupang