Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan gereja dan pemerintah, TK Notre Dame Kupang menyuarakan pertobatan ekologis melalui pertunjukkan karya seni berbahan dasar sampah. Dengan mengusung tema “Recycle Fashion”, pihak sekolah ingin menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan, mampu menciptakan sesuatu dari sampah, dan terutama membentuk karakter anak seturut semangat profil pelajar pancasila.
Demikian disampaikan Kepala TK Notre Dame Kupang, Sr. Fidelia Lito Ruron, SND, S.Ag., saat membuka kegiatan bertema “Recycle Fashion” di sekolah setempat pada Jumat (12/05/2023). “Recycle Fashion adalah salah satu bentuk ungkapan keterlibatan kita dalam menjaga dan merawat lingkungan kita. Gerakan sampah yang setiap bulan kita lakukan, seperti yang kemarin kita lakukan di pantai LLBK, hari ini adalah salah satu hasilnya,” ungkapnya.
“Kita pungut sampah, dan sampah yang terbaik, itu yang kita olah, kemudian kita jadikan pakaian. Hari ini, para orang tua berkolaborasi dengan ide-ide yang kreatif menciptakan busana dari barang-barang bekas, dari plastik, dari gardus, dari koran dan dari bola, lalu akan diperagakan oleh anak,” lanjutnya.
Sr. Fidelia menyampaikan, adapun tujuan dari kegiatan tersebut yakni untuk mengajak anak-anak agar menumbuh-kembangkan budaya cinta lingkungan, membangun kolaborasi antara orang tua dengan anak, dan menghasilkan sebuah karya seni.
“Salah satu tujuan dari kegiatan ini, adalah bagaimana menciptakan atau membudayakan anak didik kita dalam menjaga dan merawat lingkungan. Sampah bukan berarti kita buang, tetapi masih bisa kita gunakan atau daur ulang lagi,” ujarnya.
“Menumbuh-kembangkan kolaborasi orang tua dengan anak. Tentunya ada perbedaan pendapat, tetapi pasti yang didesain adalah yang terbaik bagi anak. Lalu, orang tua menjadi desainer yang bisa menciptakan karya seni dari bahan daur ulang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sr. Fidelia menjelaskan bahwa selain menanamkan nilai kepekaan terhadap lingkungan sejak dini, kegiatan tersebut juga sebagai bentuk dukungan terhadap gereja melalui sebuah gerakan pertobatan ekologis.
“Inilah yang harus kita tanamkan di dalam diri anak sejak masih kecil, sehingga ketika mereka besar, apa yang kita lakukan hari ini sangat terkesan dan tertanam di hati mereka. Ketika dia melihat sampah di manapun pasti dia pungut,” ungkapnya.
“Bersama dengan gerakan geraja, dalam rangka Paska juga hari ini, kita bersama melakukan pertobatan ekologis, baik itu gereja Katolik maupun Protestan. Inilah bentuknya. Salah satu bentuk pertobatan ekologis kita yakni kita memanfaatkan barang-barang daur ulang atau bekas pakai. Ini juga bentuk kepedulian kita terhadap persoalan sampah yang menjadi masalah utama di Kota Kupang,” tadas Sr. Fidelia.
Mewakili para orang tua/wali, Ade Irmawaty, memberikan apresiasi kesan dan luar biasa kepada TK Notre Dame. Menurutnya, selain mengajarkan banyak pengetahuan, sekolah tersebut juga memberikan bekal keterampilan bagi anak yang sangat bermanfaat di kemudian hari.
“Kegiatan seperti ini, tidak semua TK bisa buat. Banyak kegiatan yang dibuat oleh sekolah dan sangat bagus untuk anak-anak. Mereka juga tahu bahwa ternyata barang-barang bekas punya manfaat. Ke depannya juga kalau mereka punya jiwa ekonomi, bisa menghasilkan uang dari barang-barang bekas tersebut atau juga menjadi model,” ungkapnya.
“Sejak dulu sekolah ini sangat terbaik. Semakin hari, semakin baik dan terus menjadi yang terbaik. Dengan segala macam kegiatan yang sangat mendidik, dan membuat pola pikir anak menjadi berbeda serta tidak monoton hanya dengan belajar. Tetapi dengan mengajarkan anak-anak berbuat seperti ini, membuat memorinya lebih berkembang,” kesan Ade Irmawaty, orang tua dari Komang Trimeera.
Sementara itu mewakili tim juri dari Yaspensi, Robertus E. L. Bau, S.Fil., juga memberikan apresiasi yang sangat besar kepada para peserta yang mau berkembang dan menjadi baik melalui sampah yang bernilai seni.
“Kami berterima kasih untuk keberanian, semangat dan rasa ingin tahu dari adik-adik semua untuk mau belajar dan menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
“Bagi kami, puji Tuhan karena ini merupakan sebuah karya seni. Adik-adik telah mengangkat sampah yang kemudian menjadi bernilai seni. Dari semuannya itu, kami menilai bahwa semua karya yang ditampilkan adalah yang terbaik,” pungkas Robertus Bau selaku Sekretaris Yaspensi.
Dalam perlombaan tersebut keluar sebagai Juara I yakni Komang Trimeera dengan total nilai 93, Juara II Gisel Pelondou dengan nilai 91, Juara III Yudianada Wakole dengan nilai 88, dan Juara IV Daylon A. Bhatu dengan nilai 84.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para orang tua/wali, para guru TK Notre Dame, dan mahasiswa/mahasiswi PG PAUD Undana yang sedang melakukan penelitian terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). (Yosi Bataona/rf-red-st)