Membaca merupakan kegiatan reseptif-visual. Artinya, kegiatan ini menempatkan pembaca sebagai penerima informasi dan pengetahuan melalui melihat, melafalkan, dan memahami. Sasaran membaca adalah bahan bacaan. Semisal, buku, majalah, artikel secara olnine dan offline bahkan audio, visual, dan auidio visual pun saaat ini sudah masuk kategori bacaan. Namun, pada kenyataannya terdapat peserta didik yang belum bisa membaca dengan baik dan benar. Membaca baik adalah membaca memahami dan membaca benar adalah melafalkan huruf serta tanda baca yang tepat.
Berdasarkan hasil obeservasi penulis sebagai guru mapel Bahasa Indonesia di kelas VII-B pada SMP Negeri Satu Atap Nefotes, terdapat 34% dari 29 orang peserta didik yang belum bisa membaca secara baik dan benar. Mulai dari melafalkan huruf dan juga tanda baca. Sedangkan, membaca menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang wajib dikuasi oleh peserta didik terutama sebagai cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Beberapa cara sudah pernah dilakukan penulis untuk mengatasi persoalan ini. Misalnya, meminta peserta didik mengefektifkan 15 menit membaca setiap hari (dalam gerakan literasi sekolah), juga mengimbau kepada orang tua untuk mendampingi peserta didik di rumah. Namun, hasilnya masih belum maksimal. Oleh karena itu, penulis memilih metode tutor teman sebaya sebagai solusi permasalahan ini. Keberadaan teman sebaya sebagai posisi terdekat dengan tutee (peserta didik yang diajar) menjadi alasan pemilihan cara ini. Ditinjau dari waktu pelaksanaan, metode tutor teman sebaya memiliki banyak kesempatan untuk bersama tutee.
Metode tutor sebaya sebelumnya pernah diteliti oleh Nadiatus Sa’adah tahun 2012 berjudul “Penerapan Efektifitas Metode Tutor Sebaya Tipe Peer Assisted Learning Strategies (PALS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Berkesulitan Belajar Spesifiks di Kelas Dasar SD Muhammadiyah Conong Catur dan SD Negeri Gejayan Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada dua subjek di sekolah berbeda.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa metode tutor sebaya efektif meningkatkan kemampuan membaca siswa meskipun dengan sedikit perbedaan. Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, (2005:17) Tutor Sebaya adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara guru dan siswa. Dengan demikian, perbedaan tulisan sebelumnya dan tulisan ini terletak pada objek penelitian.
Berangkat dari permasalahan di atas maka tulisan ini akan membahas bagaimana mengatasi kesulitan membaca pada peserta didik. Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah mendeskripsikan efektifitas metode tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan keterampilan membaca peserta didik kelas 7-B di SMP Negeri Satu Atap Nefotes.
Tutor teman sebaya adalah pembelajaran klasikal yang memberi ruang kepada peserta didik untuk saling melengkapi. Tutor teman sebaya memiliki efektivitas yang bagus melalui kedekatan emosional yang dibangun peserta didik sebagai sahabat belajar di dalam maupun di luar ruang kelas. Sementara, terampil membaca adalah kompetensi seseorang dalam menginterpretasikan dan menerjemahkan kata-kata pada bahan bacaan.
Ketika seorang peserta didik tidak mampu membaca dengan baik maka konsekuensinya adalah tertinggal dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Kesulitan membaca yang dihadapi peserta didik berdampak pada turunnya motivasi belajar dan berpengaruh hasil akademik peserta didik di sekolah. Selain itu, keberadaan peserta didik dalam kelas menimbulkan persoalan tersendiri bagi guru. Ketika guru hanya fokus memfasilitasi peserta didik tersebut maka pengelolaan kelas menjadi kurang maksimal.
Guru sebagai fasilitator pada saat pembelajaran memiliki peran sangat penting. Kepekaan guru akan terlihat pada pengelolaan kelas yang akttif, efektif, dan menyenangkan. Guru yang memahami karakteristik peserta akan mampu menentukan strategi dan model pembelajaran yang tepat pada kelas yang bersangkutan. Dengan demikian, keberadaan teman sebaya sebagai posisi terdekat dengan peserta didik menjadi alasan pemilihan tutor sebaya sebagai solusi. Ditinjau dari waktu pelaksanaan, teman sebaya sangat efektif dan efisien pada peserta didik.
Pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada peserta didik. Belajar dari peserta didik lain yang memiliki umur, kematangan, harga diri yang tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri. Harapannya peserta didik tidak merasa terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya sendiri.
Menurut Suryo dan Amin (1982: 51) bantuan yang diberikan teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan memperoleh hasil belajar yang sehat. Teman sebaya yang dimaksud adalah yang tidak berselisih jauh dari segi usia, sehingga pola tingkah lakunya tidak jauh berbeda. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasanya lebih mudah dipahami, tidak ada rasa enggan, malu, dan canggung.
Beberapa pertemuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik yang terindikasi belum bisa membaca baik dan benar sengaja penulis kelompokan dengan peserta didik yang sudah mampu membaca baik dan benar. Pengelompokan ini penulis lakukan dengan indikator tunggal, yaitu antara peserta didik yang mampu dan belum mampu harus merupakan sahabat akrab di dalam dan di luar kelas. Supaya tidak ada enggan, canggung, dan malu. Setelah beberapa kali diterapkan, hasilnya meningkat. Dari 34% peserta didik yang belum bisa membaca baik dan benar menurun hingga 6% dari 29 peserta didik.
Metode tutor teman sebaya memiliki efek lebih positif jika dibandingkan dengan beberapa cara yang pernah diterapkan penulis untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Selain menjadi solusi, hal ini juga merupakan catatan reflekif bagi penulis sebagai guru mata pelajaran. Ternyata ada aspek yang harus dibangun dalam mengatasi permasalahan pembelajaran, yaitu kedekatan emosional.
Kedekatan emosional akan menciptakan rasa nyaman, tenang, dan ketidakcanggungan peserta didik untuk aktif dan kreatif di dalam kelas. Benar apa yang disampaikan Prof. Yohanes Surya “Tidak ada peserta didik yang bodoh, tetapi peserta didik yang tidak mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dengan guru yang baik dan metode yang benar”.
Pustaka Rujukan
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI., Jakarta: Rineka Cipta.
Arjanggi & Suprihatin. 2010. Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri. Makara-Sosial Humaniora, Vol. 14. No. 2 Desember 2010:91-97.
Datik, dkk. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntasi Menggunakan Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya. Jupe UNS, Vol 1, No 1, Hal 1-10.