Di penghujung malam, gelap masih menetap
Saat paling kuat kupeluk mimpi
Saat paling sering kuberandai
Mungkinkah jiwaku tanpamu, Ibu?
Bisakah tubuh ini tanpa dekapan, tanpa suara,
juga tanpa ingatan tentangmu?
…
Ibu, jiwaku haus
Haus akan pesan darimu
Haus akan dudukmu di sampingku
Haus akan surga kecil di kakimu
…
Entah apa jadinya raga tanpa Jiwa?
Entah apa jadinya jiwa ini tanpamu, Ibu?
Semua hasrat jiwa ini, milikmu, Ibu.
—————
*Puisi ini masuk dalam antologi “Ibu Matahari Hidupku” Volume 2 (Penerbit Kosa Kata Kita Jakarta, 2023).
**Yohanes Sangario Bataona, lahir di Larantuka pada 26 November 1993. Menyelesaikan pendidikan terakhir S1 Filsafat pada Fakultas Filsafat Unika Widya Mandira Kupang. Saat ini bekerja sebagai wartawan SekolahTimur.com dan bergiat pada Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI). Ia juga mengasuh mata pelajaran Agama Katolik dan Bahasa Jerman pada beberapa sekolah di Kota Kupang.
Di dekat mama selalu hangat
Dekapan mama membuai
Didekap papa bikin banggga