Awal Januari 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah merilis sebuah aplikasi baru dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) yakni Pengelolaan Kinerja. Sistem Pengelolaan Kinerja berbasis elektronik tersebut yang diperkenalkan dengan istilah E-Kinerja (E-Kin). Kemendikbudristek bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah mengintegrasikan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan E-Kinerja BKN. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Bersama Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 17 tahun 2023 dan Nomor 9 Tahun 2023 tentang Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja Aparatur Sipil Negara Guru.
Bentuk dukungan kebijakan bersama dalam penerapan pengelolaan kinerja guru dan kepala sekolah melalui PMM, ditindaklanjuti dalam regulasi teknis berupa Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah. Diharapkan melalui dukungan kebijakan ini, pengelolaan kinerja guru dan kepala sekolah menjadi lebih baik karena beberapa hal, antara lain, pertama, Praktis, karena dokumen yang diisi dan disiapkan menjadi lebih sedikit sehingga beban administrasi berkurang. Kedua, relevan, karena praktik kinerja mengacu pada delapan indikator Rapor Pendidikan yang direkomendasikan sehingga pengelolaan kinerja sesuai dengan kebutuhan peningkatan pembelajaran di satuan pendidikan. Ketiga, berdampak nyata, karena penilaian akan lebih berdampak pada kualitas pembelajaran berdasarkan observasi kelas. Selain itu, guru dan kepala sekolah juga akan mendapatkan apresiasi yang sesuai dengan pencapaian kinerjanya.
Kehadiran PMM menjadi landasan pijak untuk konsep inovatif yang dapat mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Sebagai wadah yang memadukan teknologi dan pendidikan, platform ini membuka pintu bagi akses pendidikan yang merata di seluruh pelosok negeri. Kehadiran Merdeka Mengajar bukan hanya sekadar suatu pembelajaran bersifat daring, tetapi sebuah gerakan untuk memajukan kualitas pendidikan melalui kolaborasi dan pertukaran ide antara para guru. Dengan memberikan guru-guru akses memanfaatkan sumber daya digital, pelatihan, dan kurikulum yang terkini, platform ini merangkul semangat pengembangan profesionalisme dan memperkuat komunitas belajar para guru. Kehadiran platform ini menggambarkan komitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif, responsif, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu inovasinya adalah kehadiran aplikasi E-Kin sebagai dasar terwujudnya sistem penilaian kinerja guru. E-Kin yang berbasis elektronik, memberikan kemudahan dalam pemantauan, evaluasi, dan pengembangan profesionalisme guru melalui pendekatan berbasis teknologi. E-Kin menjadi dasar yang memungkinkan proses penilaian kinerja guru menjadi lebih transparan, efisien, dan akurat. Guru dapat dengan mudah mengakses informasi terkait penilaian kinerja sesuai kenyataan waktu. Berbagai data kinerja yang terdokumentasi dengan baik akan memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan pendidikan. Semua ini dapat membantu guru untuk lebih fokus pada pengembangan diri dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan nilai kualitas pendidikan.
E-Kin Sebuah Transformasi Pendidikan
E-Kin menjadi katalisator penting dalam transformasi pendidikan yang membawa perubahan dalam paradigma. Dalam konteks transformasi pendidikan, E-Kin menciptakan fondasi yang kuat untuk pengembangan sistem evaluasi dan pengelolaan kinerja guru secara lebih efektif. Guru dapat secara terus-menerus memperbaharui dan meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan dan sumber daya digital yang dapat diakses melalui aplikasi E-Kin. Ini menciptakan lingkungan di mana guru dihargai atas kontribusi mereka dan didorong untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren pendidikan pada zaman ini.
Dalam menghadirkan transformasi dalam dunia pendidikan dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam evaluasi kinerja guru, E-Kin merangsang perubahan signifikan dalam cara kita memahami dan mengelola proses pembelajaran. Sistem ini tidak hanya memfasilitasi pengawasan kinerja guru secara efisien, tetapi menjadi pioner dalam pengembangan profesionalisme dan pemberdayaan guru. Melalui E-Kin sebagai ruang proses evaluasi yang lebih transparan dan dapat diakses serta memungkinkan lembaga pendidikan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan yang lebih cepat dan tepat.
Transformasi yang dihadirkan oleh E-Kin mengarahkan konsep berpikir guru untuk mengelola kinerjanya secara baik. Guru dapat lebih spesifik dan fokus dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, merancang rencana pengembangan diri yang sesuai, memudahkan guru untuk mengakses sumber daya pendidikan digital melalui pelatihan online, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan teknologi. Dengan memandang E-Kin sebagai transformasi pendidikan, kita melihat suatu era di mana evaluasi kinerja bukan lagi hanya sebagai instrumen penilaian belaka, tetapi sebagai pemacu utama untuk peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Keberhasilan E-Kin sebagai alat transformasi tidak hanya tercermin dalam efisiensi administratif, tetapi juga dalam pembentukan budaya pengembangan diri yang berkelanjutan di kalangan guru, membawa dampak positif yang mendalam dalam menghadapi dinamika pendidikan modern.
Integrasi teknologi dalam pengelolaan kinerja ini juga dapat membuka pintu untuk pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif menciptakan lingkungan belajar yang relevan dengan dunia digital saat ini. Secara keseluruhan, E-Kin bukan hanya sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai kunci transformasi pendidikan yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan zaman.
Guru Berburu Sertifikat Demi E-Kin
Peran sertifikat dalam mendukung keberhasilan E-Kin guru merupakan elemen penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sertifikat sering menjadi landasan ukuran yang kokoh bagi pengembangan profesionalisme guru. Selain itu, sertifikat tidak hanya menegaskan suatu kompetensi tapi berperan juga sebagai bukti tanggung jawab dan alat validasi guru terhadap perkembangan pendidikan dan wujud keterlibatan guru dalam mengintegrasikan teknologi untuk proses pembelajaran. Hal ini memberikan pemahaman adanya kepercayaan bahwa guru memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam mengakses E-Kin.
Dampak kepemilikan suatu sertifikat bukan hanya merupakan bukti formalitas, tetapi juga menjadi pilar utama dalam mendukung keberhasilan guru. Melalui sertifikat, guru diberdayakan untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan digital, menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan berfokus pada perkembangan siswa di era digital ini.
Dengan kehadiran aplikasi E-Kin ini, kini para guru mulai ramai berburu sertifikat, baik yang tersedia di ruang PMM maupun WAG yang tersedia. Suatu fenomena menarik karena syarat pemenuhan E-Kin ditentukan oleh sejumlah target pencapaian sertifikat. Nyata dalam ruang PMM dan WAG banyak bersileweran webinar dengan durasi waktu beragam di sana, yang menyiapkan sertifikat bagi yang mengikuti kegiatan dan mengisi daftar hadirnya. Pada aktivitas ini menunjukkan kesadaran guru akan pentingnya pengembangan diri dan terus menerus berusaha untuk memperluas pengetahuan dalam bidang pendidikan. Dukungan sertifikat dalam konteks ini, bukan hanya merupakan tanda sebuah penghargaan formal semata, melainkan juga simbol pengakuan atas usaha guru dalam memperkaya metode pengajaran mereka dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Aktivitas ini tidak hanya melibatkan upaya individu, tetapi juga menunjukkan komitmen kolektif guru terhadap peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Sertifikat yang diperoleh oleh para guru melalui berbagai pendidikan dan pelatihan dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk inovasi dan pembaharuan di lingkungan pembelajaran. Selain itu, proses guru berburu sertifikat juga menciptakan komunitas belajar yang saling mendukung. Guru-guru saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan ide-ide inovatif, menciptakan lingkungan di mana pertukaran informasi dan kolaborasi terjadi secara aktif.
Tantangan dan Peluang
Integrasi E-Kin dalam konteks pendidikan membawa tantangan dan peluang yang sekaligus mencerminkan dinamika perubahan dalam sistem pembelajaran. Salah satu tantangan utama adalah adaptasi terhadap perubahan teknologi, baik oleh guru maupun lembaga pendidikan. Penggunaan platform E-Kin memerlukan pemahaman mendalam dan keterampilan teknologi yang mungkin belum dimiliki oleh semua pihak. Kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data juga menjadi isu penting yang harus diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan penerimaan penggunaan E-Kin. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan kinerja pendidikan. Dengan demikian, tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan E-Kin dalam pendidikan tidak hanya mencerminkan kompleksitas perubahan teknologi, tetapi juga menggambarkan potensi positif dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pembelajaran.
Menghadapi tantangan E-Kin dengan pendekatan sertifikat telah membawa pengalaman positif yang menginspirasi dan memberdayakan para guru. Guru yang telah mengikuti pelatihan sertifikasi merasakan peningkatan kompetensi dalam memanfaatkan alat-alat digital, mengelola platform pembelajaran online, dan mengintegrasikan teknologi secara kreatif dalam proses pengajaran.
Pentingnya sertifikat terutama terlihat dalam cara guru mengikuti berbagai webinar yang tersedia. Pemerolehan sertifikat dapat menciptakan rasa prestasi dan motivasi yang membara di antara para guru. Ketika mereka melihat bagaimana sertifikat mereka mencerminkan kemajuan dan peningkatan dalam penggunaan teknologi pendidikan, hal ini memberikan dorongan positif untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Pengalaman positif ini menciptakan lingkungan di mana guru merasa didukung dalam menjalani transformasi digital yang memberikan dampak positif pada kualitas pembelajaran bagi siswa. Secara keseluruhan, pengalaman positif dalam menghadapi tantangan E-Kin melalui sertifikat dapat merangsang semangat pembelajaran dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam dunia pendidikan.
Fenomena lain yang dikuatirkan dari aktivitas para guru berburu sertifikat hanya berfokus saja pada pemerolehan sertifikat tersebut, tanpa lagi memahami konten materinya yang bisa saja menimbulkan sejumlah konsekuensi yang merugikan dalam dunia pendidikan. Sangat disayangkan bila guru mendapatkan sertifikat namun tidak diikuti dengan pemahaman mendalam terhadap konten materi yang diajarkan, maka hal ini sangat berdampak buruk dalam pendidikan. Guru yang berfokus pada perolehan sertifikat semata mungkin cenderung mengabaikan pentingnya pemahaman konsep yang seharusnya mereka kuasai. Dalam hal ini, sertifikat menjadi semacam “trofi” tanpa memberikan dampak nyata pada kemampuan pengajaran mereka. Pemahaman yang dangkal terhadap materi dapat menyebabkan guru kesulitan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam praktik pengajaran. Penting untuk menekankan bahwa guru seharusnya tidak hanya berfokus pada pemerolehan sertifikat semata, tetapi lebih penting adalah memahami dan mengintegrasikan konten materi dengan baik.
Komitmen Mengembangkan Diri
Membangun komitmen untuk pengembangan diri melibatkan peran yang lebih dalam daripada sekadar mengejar sertifikat E-Kin semata. Sertifikat, meskipun penting sebagai bukti formal pencapaian, seharusnya menjadi hasil dari upaya yang tulus dan kesadaran akan kebutuhan akan pertumbuhan pribadi dan profesional. Komitmen ini mencakup kesediaan untuk terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan, mengeksplorasi berbagai aspek dalam bidang pendidikan, dan memahami konteks pengajaran dan memenuhi kebutuhan siswa. Membangun komitmen untuk pengembangan diri juga melibatkan refleksi pribadi dan profesional secara konsisten. Guru perlu secara terus-menerus menilai praktik pengajaran mereka, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan merancang strategi untuk mencapai tujuan pengembangan diri. Pendekatan ini membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut dan memicu keinginan untuk meningkatkan kualitas pengajaran tanpa terjebak hanya pada aspek formalitas sertifikat.
Komitmen yang mendalam untuk pengembangan diri juga tercermin dalam kemauan untuk berkolaborasi dengan sesama guru, berbagi pengalaman, dan belajar dari praktik terbaik. Proses ini tidak terjadi secara individu saja tetapi mampu menciptakan komunitas belajar yang saling mendukung dan mendorong pertukaran ide yang positif. Dengan memfokuskan perhatian pada pengembangan keterampilan, pemahaman mendalam, dan komitmen dalam diri maka guru dapat membangun fondasi kokoh untuk kemajuan pribadi dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu, keterkaitan antara guru berburu sertifikat dengan keberhasilan E-Kin menciptakan gambaran yang padu tentang upaya guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran melalui perkembangan diri. Guru yang berburu sertifikat bukan hanya sekedar membutuhkan pengakuan formal, tetapi pada upaya peningkatan kompetensi yang mendalam.
Keterkaitan ini melibatkan pemahaman bahwa sertifikat tidak sekadar sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Mari bersama memberikan arti mendalam pada fenomena guru berburu sertifikat demi sukses E-Kin. Ajakan ini bukan hanya tentang mencari pengakuan formal, tetapi juga menggugah semangat untuk benar-benar memahami dan mengimplementasikan dampak pemerolehan sertifikat dengan peningkatan pengetahuan. Guru sejati tidak hanya memburu lembaran kertas yang tertulis kata “sertifikat,” namun memperoleh kebahagiaan dan kepuasan batin saat melihat tumbuh kembang peserta didiknya.
Melalui fenomena ini, mari kita ingatkan diri bahwa nilai sejati dari pendidikan adalah memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan karakter kepada peserta didik. Dalam refleksi perjalanan ini, sertifikat hanyalah sebatas alat yang mencerminkan upaya, bukan tujuan akhir yang harus dikejar tanpa henti. Hal terpenting adalah memahami bahwa setiap sertifikat yang didapat seharusnya menjadi cerminan pengalaman, pengetahuan, dan komitmen untuk terus berkembang, bukan sekadar tanda prestasi tanpa makna. Jadilah guru yang tidak hanya fokus berburu sertifikat, tetapi guru yang total membangun investasi bagi keberlanjutan kehidupan masa depan yang sejati, berdampak, dan bermakna bagi pengembangan diri dan peningkatan kualitas pendidikan. (*)
——————
Salmun Ndun, S.Pd., sejak tahun 2005 hingga sekarang mengabdi sebagai seorang pendidik di UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao. Menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2002. Selain aktif dalam berbagai kegiatan organisasi kerohanian, profesi, dan masyarakat, ia juga mendalami dunia kepenulisan sejak beberapa tahun terakhir. Beberapa karya tunggal berupa kumpulan puisi yang telah dibukukan: Melodi Hati Anak Sasando (2021), Merajut Aksara Menggurat Rasa (2021), Penaku Menggodaku (2022), beberapa karya antologi puisi: Menggores Imajinasi Memberi Inspirasi (2020), Kidung Pesona Kemerdekaan (2021), Berkisah Tentang Badai (2022), dan beberapa karya antologi esai: Guru yang Dirindukan (2023), Merajut Kisah Memungut Hikmah (2023). Antologi Cerpen: Sepenggal Kisah Terukir Kenangan (2023). Alamat email: Salmunndun17@gmail.com, Salmunndun79@guru.smp.belajar.id.