Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Seleksi Bahan Bacaan Literasi dalam rangka Gerakan Literasi Nasional Tahun 2024 resmi berakhir. Lewat pengumuman dengan nomor: 1295/I3/BS.01.01/2024, panitia dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek mengumumkan 350 naskah terpilih untuk jenjang B1, B2, B3, dan D.
Dalam pengumuman tersebut, enam penulis dan satu ilustrator asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dinyatakan lolos. Enam penulis asal NTT yang lolos yakni Arnoldus Yansen Sabu Paji (Monyet dan Permen Cokelat) untuk jenjang B1, Ana Yovita Hoar (Gambar Runi), Robertus Fahik (Air! Air! Air!), dan Yoseph Boli Bataona (Meta dan Musang Mata Merah) untuk jenjang B2.
Untuk jenjang B3, atas nama Elisabet Umbu Pingge (Jejak Kecil yang Besar), Robertus Fahik (Marina Menari di Batas Negeri), dan Yanti Mesak (Rumah di Atas Bukit).
Sementara ilustrator asal NTT yang lolos yakni Maria Solagracia Lakapu. Dalam seleksi tersebut, Maria membuat ilustrasi untuk dua naskah karya Robertus Fahik (jenjang B2 dan B3).
Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, enam penulis asal NTT yang lolos tersebut diundang untuk mengikuti Pertemuan Penulis Tahun 2024 akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni—1 Juli 2024 di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Sangat Bahagia
Yanti Mesak, salah satu penulis terpilih mengungkapkan, dirinya merasa sangat bahagia mendengar pengumuman dari panitia. Ia pun berharap dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam menulis cerita anak.
“Saya sangat bahagia ketika bangun di jam 2 pagi dan mendapati rentetan WA dari Lisa dan juga dari teman yang tandai story di medsos. Semoga saya bisa terus menulis tentang cerita anak dan terus berbagi ilmu tentang menulis cerita anak yang saya dapat selama bimtek kepada orang lain,” ungkapnya.
“Cerita anak sangat penting karena cerita anak bisa membantu anak untuk belajar membaca dan memahami cerita yang dia baca dengan melihat ilustrasi,” tambahnya.
Rasa bahagia juga diungkapkan Elisabet Umbu Pingge. Penulis asal Sumba ini berharap pencapaiannya tersebut dapat menjadi motivasi bagi masyarakat khususnya anak-anak untuk mencintai buku.
“Bahagia sekali karena merasa tulisan saya tervalidasi oleh kantor bahasa dan itu membuat saya merasa ternyata ada peningkatan kemampuan menulis saya. Harapan saya ke depan, semoga anak-anak dari orang-orang di sekitar saya setelah melihat karya saya nanti, mereka akan bilang wah, ada tulisan Kak Lisa tetangga kita nih, ayo baca buku,” ujarnya.
Ia menambahkan, cerita anak disertai ilustrasi akan membantu anak untuk suka membaca, mengasah imajinasi, juga membentuk karakter diri dari tokoh terbaik yang anak sukai dalam cerita.
Kesempatan Belajar
Sementara itu Arnoldus Yansen Sabu Paji mengungkapkan, pengalaman lolos di tingkat nasional akan menjadi kesempatan baginya untuk belajar. Selain itu ia memiliki harapan agar ke depan lebih banyak lahir penulis cerita anak dari NTT.
“Senang karena lulus seleksi berarti saya akan ikut pelatihan di Jakarta. Di sana saya berkesempatan belajar dari mentor profesional dan membangun jejaring dengan sesama penulis cerita anak dari berbagai penjuru Indonesia,” ungkap Yansen.
“Harapannya, ke depan semakin banyak penulis menghasilkan cerita anak bermutu yang sesuai dengan jenjang-jenjang pembaca anak. Ini membantu memangkas jurang antara maraknya promosi gerakan literasi dan minimnya ketersediaan buku bacaan yang ramah anak,” harapnya.
Lebih lanjut Yansen mengungkapkan, pada jenjang pembaca awal (anak-anak), gerakan literasi (membaca) bertujuan membuat anak ‘suka membaca’. Artinya, yang terpenting adalah menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan bagi anak.
“Cerita-cerita anak yang dibuat berjenjang memungkinkan pengalaman membaca yang menyenangkan itu. Anak merasa dekat dengan bacaan. Aktivitas membaca yang menyenangkan itu kemudian membuka kemungkinan bagi internalisasi nilai-nilai yang diangkat dalam cerita,” pungkasnya. (RF/rf-red-st)