Hadir sebagai salah satu dari 293 peserta Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 menjadi sebuah pengalaman berharga terutama dalam perjalanan kepenulisan saya. Tentu ada rasa syukur dan bangga atas pencapaian ini.
Rasa syukur dan bangga tersebut cukup beralasan. Pertama, dua naskah saya lolos dalam tahap seleksi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek. Sebagai informasi, total naskah yang masuk sebanyak 1.822. Dari jumlah tersebut, sesuai kuota, dewan juri menetapkan 350 judul naskah yang lolos sebagai Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 dengan rincian masing-masing 100 naskah jenjang B1, B2, dan B3, serta 50 naskah jenjang D. Dua naskah saya yang lolos yakni, Air! Air! Air! untuk jenjang B2, dan Marina Menari di Batas Negeri untuk jenjang B3. Dua naskah tersebut berlatar Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua, saya berangkat ke Jakarta tidak sendirian. Dari NTT ada juga lima teman yang naskahnya lolos dalam proses seleksi. Mereka adalah Ana Yovita Hoar, Arnoldus Yansen Sabu Paji, Elisabet Umbu Pingge, Yanti Mesak, dan Yoseph Boli Bataona. Masing-masing mereka menyumbangkan satu judul naskah.
Selama lima hari kami hadir di Jakarta memenuhi undangan dari panitia Badan Bahasa. Terhitung sejak tanggal 27 Juni hingga 1 Juli 2024. Masing-masing kami mendapat kesempatan untuk melakukan presentasi karya di hadapan juri dan teman-teman penulis dari seluruh Indonesia. Tentu sesuai pembagian kelas berdasarkan jenjang naskah yang lolos.
Dari presentasi tersebut, kami mendapat masukan dari para juri yang juga sekaligus menjadi mentor. Masukan itu berpusat pada tiga aspek utama yakni alur cerita, kebahasaan, dan ilustrasi naskah. Selain itu, tentu dalam diskusi lepas di luar kelas, kami juga berkesempatan berbagi pengalaman bersama rekan-rekan penulis lainnya.
Kesempatan bertemu langsung juri dan mentor, serta teman-teman penulis dari seluruh Indonesia, mengantar saya ke beberapa catatan berikut. Catatan ini barangkali sekaligus menjadi bagian dari pemaknaan saya terhadap Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024.
Pertama, bahan bacaan literasi menjadi bagian penting dari upaya membangun literasi di Indonesia, terutama literasi dini dan literasi awal. Saking pentingnya bahan bacaan tersebut, pada tanggal 27 Februari 2023, Kemendikbudristek telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode ke-23 bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
Bahkan dalam Buku Panduan Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 diuraikan bahwa sejak tahun tahun 2016, Badan Bahasa telah melaksanakan program penyediaan bahan bacaan literasi untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pemerintah melalui Kemendikbudristek. Penyediaan bahan bacaan ini mencakup jenjang usia dini sampai jenjang menengah atas. Khusus pada tahun 2024, konsentrasi penyediaan bahan bacaan literasi berfokus pada jenjang membaca dini dan awal, sesuai dengan kriteria penjenjangan buku, yaitu B1, B2, B3, dan D.
Kedua, dalam rangka menghadirkan bahan bacaan bermutu, terdapat dua aspek utama yang perlu mendapat perhatian yakni, cerita dan ilustrasinya. Perpaduan apik dua aspek tersebut sangat penting dalam menghadirkan bahan bacaan literasi bagi anak-anak atau buku bacaan bermutu, jika merujuk pada nomenklatur Merdeka Belajar Episode ke-23.
Masih dalam konteks poin ini, satu hal penting yang juga perlu digarisbawahi adalah terkait isi atau pun pesan bahan bacaan tersebut. Ini sebagaimana diungkapkan Plh. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hafidz Muksin, M.Si., saat membuka kegiatan Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024, tanggal 27 Juni 2024 di Jakarta, “Bahan bacaan literasi harus menanamkan integritas, memberikan edukasi atau unsur pendidikan di dalam setiap narasi dengan dilandasi inisiasi atas kreatifitas pengembangan diri dan sekaligus fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Kita tentu tidak ingin anak-anak kita nantinya tidak memiliki jiwa-jiwa yang berintegritas yang menjadi pilar dalam profil pelajar pancasila”.
Ketiga, selain penyediaan buku bacaan, dalam upaya membangun literasi, pemanfaatan buku bacaan juga patut menjadi perhatian serius. Sejak 2022 hingga kini sudah terdapat lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu yang dicetak dan disebarkan oleh Kemendikbusristek ke lebih dari 20 ribu PAUD dan SD di seluruh Indonesia terutama daerah 3T. Selain itu juga terdapat berbagai situs yang menyediakan buku bacaan bermutu seperti budi.kemdikbud.go.id, dan ipusnas.id, yang dapat diakses secara gratis.
Buku-buku tersebut, termasuk buku yang akan dihasilkan (diterbitkan) oleh 293 penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 akan menjadi bermakna jika dapat dimanfaatkan dengan maksimal terutama oleh para guru dan peserta didik. Hal-hal sederhana mulai dari penataan buku berdasarkan jenjangnya sampai pada aktivitas membaca bersama atau membaca nyaring, misalnya, dapat dilakukan di sekolah-sekolah. Ini tentu menjadi bagian penting dari program penyediaan bahan bacaan literasi.
Pada sisi yang lain, penyediaan dan pemanfaatan bahan bacaan literasi ini juga tentu merupakan bagian tak terpisahkan dari program Sastra Masuk Kurikulum yang diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim pada tanggal 20 Mei 2024 lalu. Ketika itu, Menteri Nadiem menitipkan pesan agar para guru dapat memanfaatkan karya-karya sastra sebagai bahan ajar berbagai mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia.
“Namun, guru tetap perlu mendampingi proses pembacaan yang dilakukan murid sehingga dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh anak-anak dalam tahapan pembelajaran dan menjadi bekal yang sangat berguna untuk kehidupan setelah menyelesaikan pendidikan formal,” kata Nadiem. (Robertus Fahik)