TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – SMA Negeri 1 Amanuban Timur yang berlokasi di Desa Mnelaanen, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tengah menghadapi situasi yang rumit. Sekolah ini telah mengalami kekosongan kepemimpinan sejak kepala sekolah sebelumnya, Yacob A. N. Selan, S.Pd., ditunjuk sebagai pengawas sekolah oleh Pemerintah Provinsi NTT pada tanggal 23 November 2022.
Meskipun Daniel E. F. Nubatonis, S.Sos., telah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Sekolah berdasarkan Surat Penugasan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Nomor: 879/2243/PK 4.1/2023 tanggal 18 April 2023, namun karena sementara dalam kondisi sakit, dirinya telah mengajukan surat pengunduran diri dari Plt. Kepala SMA Negeri 1 Amanuban Timur sejak bulan Mei 2024 lalu.
Atas kondisi tersebut, Mantan Plt. Kepala SMA Negeri 1 Amanuban Timur, Daniel E. F. Nubatonis, S.Sos., berinisiatif dan mengangkat seorang guru sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala SMA Negeri 1 Amanuban Timur.
Salah satu pendiri sekolah, Drs. Yoram Nakamnanu, M.M., yang ditemui di kediamannya pada Senin, 14 Oktober 2024 menyayangkan kondisi SMA Negeri 1 Amanuban Timur yang selama ini dikenal dengan kedisiplinan dan prestasi akademiknya, kini tengah menghadapi masa sulit. Kevakuman jabatan kepala sekolah yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir telah menimbulkan kekacauan dan ketidakpastian di lingkungan sekolah. Para guru, siswa, dan staf merasa seperti anak ayam kehilangan induknya, kehilangan sosok pemimpin yang dapat memberikan arahan dan bimbingan.
“Sebagai pendiri sekolah dan juga masyarakat, saya sangat menyayangkan kondisi ini, karena dalam mengurus sebuah lembaga apa lagi pendidikan maka itu berjalan sesuai sistem, karena itu jika salah satu komponen lemah maka sistem tak akan berjalan dengan normal,” ungkap Yoram.
“Semenjak Bapak Yacob Selan berhenti dan dilantik menjadi pengawas sekolah, saya melihat bahwa manajemen di sekolah ini tidak berjalan maksimal. Apalagi sekolah ini dengan jumlah peserta didik yang cukup banyak dan terakreditasi A, sekalipun saat itu diangkat Plt. Kepala sekolah yaitu Bapak Daniel Nubatonis, namun karena kondisi kesehatan maka beliau telah mengundurkan diri pada bulan Mei lalu,” tambahnya.
Yoram Nakamnanu juga menilai, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT seolah-olah melakukan pembiaran karena Plt. Kepala Sekolah telah mengundurkan diri sejak bulan Mei lalu.
“Dengan kevakuman kepemimpinan yang cukup lama ini saya melihat bahwa ini seolah-olah ada pembiaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT,” ujarnya.
Yoram juga merasa prihatin dengan kondisi tersebut karena itu ia telah membangun koordinasi dengan mantan kepala sekolah (Yacob Selan) yang menjabat sebagai pengawas sekolah, selain itu ia juga membangun koordinasi dengan Korwas Dikmensus kabupaten TTS, Bapak Jeremias Pelle, namun jawaban yang diperoleh yaitu akan diupayakan dalam waktu yang tidak lama, tetapi hingga saat ini belum terlaksana.
“Saya berharap agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT segera mengambil sikap dan mengangkat salah satu orang Plt. agar kondisi ini cepat diatasi,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komite SMA Negeri 1 Amanuban Timur, Justus A. Liufeto, yang ditemui terpisah, pada Senin 14 Oktober 2024 (malam), menyampaikan, kevakuman kepemimpinan yang terjadi di SMA Negeri 1 Amanuban Timur ini bukan sesuatu yang disengajakan namun Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah telah jatuh sakit yang cukup parah, karena itu ia telah mengundurkan diri pada bulan Mei lalu.
“Sebagai ketua Komite sekolah saya juga sangat menyayangkan karena kondisi vakumnya kepemimpinan ini sudah cukup lama. Dengan vakumnya Kepala sekolah ini bukan hal yang disengaja kan, tetapi Plt. Kepala sekolah, Bapak Daniel Nubatonis ini jatuh sakit yang cukup parah, karena itu ia telah mengundurkan diri pada bulan Mei lalu,” ujarnya.
“Surat pengunduran diri juga telah dikirim ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, namun dalam perkembangannya hingga hari ini belum ada respons dari dinas. Atas kondisi ini maka proses pembelajaran di sekolah terbengkalai,” jelasnya.
Menurut Justus, kevakuman jabatan kepala sekolah juga berdampak pada citra SMA Negeri 1 Amanuban Timur di mata masyarakat. Sekolah yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan berprestasi kini terkesan tidak terurus dan kehilangan arah. Hal ini tentu saja dapat merugikan sekolah dalam jangka panjang, baik dari segi jumlah siswa maupun reputasi.
“Vakumnya kepala sekolah ini bukan saja berimbas pada proses pembelajaran yang terbengkalai, namun berimbas juga kepada pengurusan dana BOS, hingga saat ini dana BOS tahap I dan II di SMA Negeri 1 Amanuban Timur belum bisa dicairkan, selain itu kepercayaan dari masyarakat kepada sekolah ini akan menurun,” ungkapnya.
Justus Liufeto mengaku sedih melihat kondisi SMA Negeri 1 Amanuban Timur yang dulunya sangat disiplin dalam segala hal namun kini mengalami kemunduran yang sangat jauh akibat dari belum adanya pemimpin sekolah.
“Saya sedih dengan kondisi sekolah sekarang, bayangkan sebelumnya sekolah ini dikenal dengan disiplinnya, namun sayang sekali sekolah ini mengalami kemunduran yang sangat jauh, karena itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi harus secepatnya sikapi persoalan ini dengan mengangkat Plt. Kepala sekolah atau kepala sekolah defenitif,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, yang dihubungi media ini melalui saluran telepon, pada, Senin, 14 Oktober 2024 (malam), menyampaikan, terkait dengan kondisi vakumnya kepala sekolah di SMA Negeri 1 Amanuban Timur akan segera diatasi.
“Terima kasih Adik atas informasinya ini, kita akan lihat dan secepatnya kita angkat pimpinan yang baru,” tandas Ambrosius Kodo melalui telepon. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)