Dua Guru SMKN 7 Kupang Serahkan Buku ke Perpustakaan Daerah NTT

0
297
Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Stefanus. G. De Rosari, A.Md., S.E., saat menerima buku dari guru SMKN 7 Kupang, Gabriel Koten, S.Si.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dua guru penulis SMKN 7 Kupang yakni, Patrisius Leu, S.Fil., dan Gabriel Koten S.Si., menyerahkan buku hasil karyanya kepada Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Timur. Penyerahan tersebut berlangsung pada Jumat (08/11/2024) di Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT.

Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Stefanus. G. De Rosari, A.Md., S.E., menyampaikan, kebutuhan akan sumber bacaan masih sangat diperlukan. Untuk itu, ia menyampaikan terima kasih kepada kedua penulis yang tidak hanya memberikan buah-buah pemikiran baru, tetapi juga turut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Kami masih sangat kekurangan buku. Ini salah satu tugas pokok kami untuk menerima buku dari penerbit, karya perorangan, maupun karya perkelompok,” ujar Stefanus De Rosari saat menerima 2 judul buku karya guru SMKN 7 Kupang.

“Terima kasih kepada kedua penulis yang sudah bertanggung jawab untuk ikut mencerdaskan anak-anak melalui tulisannya,” tandasnya.

Patrisius Leu, S.Fil., saat menyerahkan buku karyanya kepada Perpustakaan Daerah NTT.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Ir. Yohanes Berek, mengungkapkan, salah satu tupoksi pihaknya ialah menerima karya cetak dan rekaman untuk memperkaya koleksi di perpustakaan, secara khusus karya-karya yang khas NTT.

“Buku yang disumbangkan, 1 untuk perpustakaan daerah, dan 2 untuk perpustakaan nasional. Khusus untuk karya lokal (deposit) tidak dipinjamkan dan hanya bisa dibaca saja. Kami memperoleh bahan pustaka melalui 3 cara yakni melalui pembelian, hunting, dan hibah atau hadiah,” jelas John Berek.

Lebih lanjut, Jhon Berek mengharapkan lebih banyak lagi penulis khusunya dari kalangan para guru menghasilkan karya di bidang kemaritiman. Dengan menulis tidak hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga agar tetap selalu dikenang.

“Ini pertama kalinya kami mendapat sumbangan buku dari para guru, sebab selama ini banyak yang memberikan kami buku tetapi hanya dari penerbit dan dosen saja. Begitu juga dengan tulisan-tulisan terkait dengan pelayaran dan kemaritiman masih sangat kurang,” terangnya.

Patrisius Leu menuturkan, selain berpartisipasi dalam berbagi praktik baik literasi, penyerahan buku tersebut merupakan bentuk kompetensi sosial dari seorang guru. Buku ini terinspirasi dari pengalaman hidup sehari-hari yang dijadikan bahan refleksi pastoral pendidikan.

“Ini kisah-kisah unik di rumah pendidikan SMKN 7 Kupang. Saya mengikuti ajaran guru saya tentang literasi yakni; saya berpikir maka saya ada, saya menghendaki maka saya ada, dan saya menulis maka saya ada,” ungkap Patrisius yang juga merupakan Wakasek Kesiswaan SMKN 7 Kupang.

Selanjutnya, guru penulis yang telah menghasilkan 6 buku tersebut mengharapkan para pembaca semakin mengenal, mencintai dan memosisikan secara bijaksana seorang guru sebagai pewarta kebenaran dalam sebuah relasi humanis.

“Semoga karya guru penulis flobamorata yang membangun peradaban literasi perlu diapresiasi, didorong, disponsori, dan dimotivasi agar semakin banyak karya, yang kemudian mengundang semakin banyak pembaca aktif untuk ambil bagian dalam menulis serta merawat peradaban,” urainya.

Sementara itu, Gabriel Koten mengutarakan, alasan menyumbang bukunya untuk memberi ruang bagi pembaca agar menambah pengetahuan dan selanjutnya dapat mengubah hidupnya.

“Membaca dapat mengubah dunia kita terhadap berbagai tempat, orang, dan ide, bahkan membuat orang menjadi terkesima,” tutur Gabriel selaku Wakasek Kurikulum SMKN 7 Kupang.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan, dengan memberikan buku kepada perpustakaan adalah cara paling sederhana untuk menyebarkan semangat membaca kepada orang lain.

“Selain merupakan kebahagiaan bagi saya sendiri, dengan menyumbangkan buku ini saya berharap orang lain dapat menemukan sendiri buku yang dapat mengubah hidupnya,” harapnya.

Informasi yang dihimpun media ini, kedua guru penulis menyumbang 15 buku dengan rincian, 10 buku berjudul “Pena Guru” karya Patrisius Leu, dan 5 buku berjudul “Ilmu Pelayaran Datar” karya Gabriel Koten.

Hadirnya buku “Pena Guru” sebagai bahan refleksi bagi guru. Pena adalah alat keabadian dan guru adalah orang yang bertanggung jawab mengabadikan setiap ajaran kebaikannya. Sementara itu, Buku “Ilmu Pelayaran Datar” sebagai bahan ajar bagi siswa SMK, khususnya bidang kemaritiman untuk menambah wawasan dalam melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan selamat, aman, dan ekonomis dengan menggunakan benda-benda bumiawi seperti gunung, pulau, tanjung, dan lain-lain. (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini