Pengembangan Program BIPA dalam Penginternasionalan Bahasa Indonesia

0
157
Pertemuan Badan Bahasa dengan atase pendidikan dan kebudayaan di Manila, Canberra, Riyadh, dan London pada Senin, 13 Januari 2025.

Jakarta, SEKOLAHTIMUR.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengadakan pertemuan dengan atase pendidikan dan kebudayaan di Manila, Canberra, Riyadh, dan London pada Senin, 13 Januari 2025 di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani Lantai 2, Badan Bahasa.

Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi topik utama dalam pertemuan yang dihadiri oleh Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., Atdikbud KBRI Canberra; Prof. Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc., M.A., Atdikbud KBRI Riyadh; Prof. Ir. Agus Mochamad Ramdhan, S.T., M.T., Ph.D., Atdikbud KBRI London; Prof. Khoirul Rosyadi, Atdikbud KBRI Moskow; Prof. Nina Yulianti, S.P., M.Si., Ph.D., Atdikbud KBRI Manila; serta Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd, anggota dewan pengawas APPBIPA.

Sebagai bahasa yang kaya akan budaya, bahasa Indonesia terus diperluas jangkauannya di dunia internasional. Program BIPA memiliki peran penting dalam upaya tersebut dengan melibatkan berbagai lembaga pendidikan dan kebudayaan di luar negeri. Melalui program BIPA, bahasa Indonesia diperkenalkan dan diperkuat dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, budaya, dan diplomasi.

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke dunia internasional. Salah satu langkah penting yang dijalankan adalah penguatan program BIPA di luar negeri dengan menciptakan lebih banyak pengajar bahasa Indonesia yang berkualitas. Program itu juga didorong untuk menjadi salah satu sarana penting dalam meningkatkan literasi global, terutama dengan memperkenalkan bahasa Indonesia di negara-negara yang memiliki hubungan budaya dan ekonomi yang kuat dengan Indonesia.

Hafidz Muksin, Kepala Badan Bahasa, menegaskan pentingnya kolaborasi antarnegara dan antarlembaga untuk mendukung pengembangan bahasa Indonesia di luar negeri. “Pengembangan bahasa Indonesia di luar negeri bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab kita semua. Kolaborasi antarnegara dan antarlembaga pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia makin berkembang di panggung internasional. Melalui program BIPA, kita berharap bahwa bahasa Indonesia makin dikenal sebagai bahasa global yang memiliki kekayaan budaya yang tidak ternilai,” ujarnya.

Di setiap negara tempat program BIPA dijalankan, pelatihan bagi pengajar BIPA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberhasilan program tersebut. Di Canberra, misalnya, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di universitas setempat dilibatkan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. Hal itu tidak hanya memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa, tetapi juga memperkenalkan bahasa Indonesia secara lebih luas kepada generasi muda di Australia.

Di beberapa universitas di Australia telah dibuka program studi Bahasa Indonesia. Hal itu merupakan hasil kerja keras dari berbagai pihak dalam mempromosikan pentingnya pengajaran Bahasa Indonesia. Melalui program-program semacam itu, bahasa Indonesia akan makin diterima sebagai bahasa asing yang penting seiring dengan berkembangnya hubungan diplomatik dan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di kawasan tersebut.

Peningkatan Pengajaran Bahasa Indonesia di Luar Negeri

Di Manila, Filipina terdapat peningkatan yang signifikan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Banyak institusi pendidikan di negara tersebut yang kini menawarkan program-program yang berkaitan dengan bahasa dan kebudayaan Indonesia. Peningkatan itu dipicu oleh makin meningkatnya permintaan tenaga kerja yang mahir berbahasa Indonesia, terutama di sektor diplomatik dan perdagangan.

Di Kairo, Mesir keberadaan Pusat Studi Afro-Asia yang juga menyertakan bahasa Indonesia sebagai bagian dari kurikulumnya memberikan dampak yang besar terhadap pengajaran Bahasa Indonesia di wilayah tersebut. Program BIPA di Mesir juga berfokus pada upaya memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui bahasa serta penguatan hubungan antara Indonesia dan negara-negara Afrika serta Timur Tengah. Salah satu harapan yang diungkapkan oleh para pegiat BIPA di sana adalah pengembangan pusat-pusat bahasa Indonesia yang sudah ada di Mesir sehingga jangkauannya meluas ke negara-negara lain.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan program BIPA adalah kualitas sarana dan prasarana pengajaran di beberapa negara, seperti Arab Saudi, yang masih perlu mendapat perhatian lebih. Di Arab Saudi, program BIPA sedang mengalami ekspansi yang cukup signifikan, khususnya dalam menjangkau masyarakat Arab Saudi yang tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh berupaya memperkenalkan bahasa Indonesia kepada lebih banyak masyarakat Arab Saudi melalui berbagai kursus dan program pengajaran yang menyasar para pekerja Indonesia dan masyarakat lokal.

Di Rusia, pengajaran Bahasa Indonesia juga makin berkembang meskipun tantangannya juga cukup besar. Di salah satu universitas di Moskow telah dibuka program studi Bahasa Indonesia dan para dosen yang mengajar di sana juga berperan penting dalam mempromosikan bahasa Indonesia di negara tersebut. Melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan budaya, program BIPA di Rusia diharapkan dapat makin dikenal dan diterima oleh lebih banyak mahasiswa dan masyarakat umum.

Salah satu program promosi bahasa Indonesia yang sangat penting adalah Indonesia Corner yang ada di kampus-kampus ternama di luar negeri, termasuk di London. Program tersebut menjadi sarana bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk lebih mengenal bahasa, budaya, serta kesusastraan Indonesia. Dengan adanya Indonesia Corner, diharapkan akan muncul generasi muda yang lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya Indonesia.

Peran Atase Pendidikan dan Kebudayaan dalam Pengembangan BIPA

Atase pendidikan dan kebudayaan memiliki peran yang sangat vital dalam pengembangan program BIPA di luar negeri. Mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program pendidikan, tetapi juga dalam mencari mitra yang dapat menyediakan sumber bacaan berkualitas yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun, ada berbagai tantangan dalam mencari bahan bacaan yang sesuai dengan budaya Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Mendikdasmen, masalah literasi di Indonesia terletak pada terbatasnya sumber bahan bacaan yang berkualitas. Oleh karena itu, atase pendidikan dan kebudayaan berperan penting dalam melakukan kurasi terhadap bahan bacaan dari luar negeri untuk diterjemahkan dan disesuaikan dengan konteks budaya Indonesia.

Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, mengatakan, “Indonesia memiliki landasan yang kuat melalui undang-undang yang mengatur kebahasaan. Hal itu berbeda dengan beberapa negara yang tidak memiliki regulasi serupa. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan kebijakan ini untuk memperkenalkan bahasa Indonesia secara lebih luas melalui berbagai lembaga dan program pendidikan di luar negeri.”

Pengakuan resmi terhadap bahasa Indonesia di forum-forum internasional, seperti di Sidang Umum UNESCO, memberikan dampak positif yang besar. Pengakuan tersebut membuka lebih banyak peluang bagi bahasa Indonesia untuk diperkenalkan lebih luas lagi di tingkat global serta ditingkatkan perannya dalam penyelenggaraan acara internasional.

Peningkatan Kualitas Pengajar BIPA agar Sesuai dengan Standar Internasional

Untuk memastikan kualitas pengajaran Bahasa Indonesia di luar negeri, penting untuk dilakukan pelatihan yang memadai bagi para pengajar BIPA. Pelatihan ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri dengan mengembangkan modul yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan budaya setempat. Selain itu, pengajar BIPA harus mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) untuk memastikan bahwa kemampuan mereka dalam mengajar sesuai dengan standar yang diharapkan.

Iwa Lukmana, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, menjelaskan, “Penginternasionalan bahasa Indonesia tidak bisa hanya dilakukan oleh satu kementerian atau lembaga. Ini adalah usaha bersama yang melibatkan banyak pihak. Ke depan, kita perlu memperkuat program BIPA melalui kolaborasi yang lebih luas dan pemanfaatan teknologi untuk mengakses lebih banyak pemelajar di seluruh dunia.”

Program pelatihan untuk pengajar BIPA juga tidak hanya terbatas pada metode pengajaran tradisional, tetapi juga pada adaptasi teknologi digital dalam pengajaran. Dengan demikian, pengajaran Bahasa Indonesia tidak hanya dapat dilakukan secara luring (tatap muka), tetapi juga daring sehingga memungkinkan pemelajar dari berbagai negara dapat mengakses materi pengajaran dengan lebih mudah.

Menyongsong Masa Depan: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional pada 2045

Dalam visi jangka panjang, pemerintah Indonesia melalui program BIPA berupaya agar bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat global. Di samping itu, penting juga dilakukan penguatan terhadap keberadaan Rumah Budaya Indonesia di berbagai negara yang tidak hanya memamerkan bahasa Indonesia, tetapi juga kebudayaan dan sastra Indonesia secara keseluruhan.

Dalam hal ini, Liliana Muliastuti, anggota dewan pengawas APPBIPA dari Universitas Negeri Jakarta menekankan bahwa pelatihan pengajar BIPA harus terus ditingkatkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Para pengajar BIPA diharapkan tidak hanya menguasai metode pengajaran, tetapi juga mampu menyesuaikan modul dengan kondisi lokal sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Program BIPA memiliki peran yang sangat penting dalam upaya penginternasionalan bahasa Indonesia. Melalui pelatihan, kolaborasi internasional, serta penguatan sarana dan prasarana, bahasa Indonesia dapat makin dikenal dan diterima di seluruh dunia. Tantangan masih ada, tetapi dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi bahasa internasional pada masa depan serta memberikan kontribusi penting dalam komunikasi global dan pengembangan budaya dunia. (badanbahasa.kemdikbud.go.id/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini