Peserta didik tidak dapat dilepaskan dari kegiatan membaca. Betapa tidak, sebagian besar kegiatan belajarnya dilakukan dengan cara membaca. Peserta didik belajar dengan cara membaca kembali materi yang yang disajikan oleh guru. Peserta didik juga membaca soal agar bisa menuntaskan ujian. Itu berarti setiap berada pada jenjang tertentu peserta didik secara otomatis sudah melewati kegiatan membaca.
Masalah Perserta Didik Seputar Membaca
Kendati demikian kegiatan membaca yang ada tersebut tidak menjamin kemampuan membaca seorang peserta didik. Dari tes membaca yang dilakukan di sekolah saya pada awal tahun ajaran ditemukan bahwa ada calon peserta didik tingkat SMA yang masih membaca cara mengeja. Ada yang membaca tanpa memperhatikan tanda baca. Dan ada pula yang membaca tanpa jedah yang benar.
Keadaan ini mengindikasikan beberapa masalah. Pertama tingkat pengenalan terhadap kata sangat rendah. Kedua peserta didik hanya sekadar membaca (vocalizing) tanpa menunjukan bahwa dirinya memahami apa yang dibaca.
Imbasnya terlihat dalam hasil-hasil evaluasi yang dilakukan oleh sekolah. Pertama: Tidak semua soal pilihan ganda dijawab secara tepat walaupun jawaban sudah tersedia dalam soal. Kedua: terhadap pertanyaan yang bersifat isian ada yang menjawab dengan cara menulis kembali pertanyaan. Ada pula yang menjawab sekenanya dengan menulis kata atau kalimat apa yang bisa ditulis. Ketiga terhadap pertanyaan yang bersifat uraian peserta didik tidak mampu menyajikan suatu ulasan yang enak untuk dibaca.
Menumbuhkan Minat Membaca
Salah satu alternatif yang dapat menjadi solusi untuk masalah di atas adalah menumbuhkan minat baca. Prinsipnya adalah paksa baca dan baca paksa. Peserta didik harus membaca kendati dipaksa atau terpaksa. Analoginya adalah seorang pemabuk tidak merasa bahwa alcohol itu enak disaat pertama kali meneguknya. Tetapi dari aktivitas minum yang berkelanjutan alkohol pun digandrungi bahkan pada tingkat ketergantungan.
Tentu saja hal yang sama terjadi pula dalam kegiatan membaca. Membaca memang tidak menyenangkan untuk semua orang. Tetapi aktivitas membaca yang terus-menerus bisa mengubah cerita. Seseorang yang tidak suka membaca akan suka membaca kalau dilakukan menerus. Lama kelamaan ia akan mengalami rasa nikmat sendiri ketika membaca entah karena merasakan manfaatnya atau sekedar kebiasaan. Sebab kata pepatah, “ala bisa karena bias”’. Semua orang pasti suka membaca. Cuma butuh waktu. Sebab manusia adalah makluk rasional yang menyimpan dalam dirinya rasa ingin tahu.
Manfaat membaca
Aktivitas membaca memiliki manfaat yang luar biasa. Selain memperkaya kosakata dan pengetahuan seseorang membaca yang berkelanjutan akan membentuk keterampilan membaca. Membaca yang semula sepanjang waktu tanpa tujuan bisa mengerucut dalam waktu tertentu untuk menemukan informasi tertentu atau bahkan mengikuti jalan pikiran tertentu.
Zety Karyati dalam sebuah penelitiannya yang dimuat dalam journal of education menyimpulkan bahwa seseorang yang terbiasa membaca akan memiliki daya tahan membaca yang baik. Haskins Laboratory bahkan menunjukkan hubungan antara keterampilan membaca dan konsentrasi seseorang. Seseorang yang terbiasa membaca buku tanpa terjeda oleh gambar terbukti memiliki jangka waktu fokus yang lebih panjang karena terbiasa mempertahankan fokus pada suatu tulisan tanpa distraksi.
Membaca Meningkatkan Hasil Belajar
Membaca merupakan kata kunci untuk meningkatkan hasil belajar. Pertama-tama kosakata dan pengetahuan yang ada akan menjadi pendukung terbesar bagi seorang peserta didik untuk memahami penjelasan dari guru. Jika proses tidak pernah mengkhinati hasil maka inilah langkah awal untuk meningkatkan hasil belajar. Tentu saja kekayaan kosakata dan pengetahuan yang diperoleh dari membaca akan menjadi sumbangan terbesar di saat ujian. Kosakata akan membantu peserta didik untuk memahami setiap kalimat secara tepat. Sementara itu dengan kekayaan pengetahuan peserta didik akan mampu menghubungkan ide dengan ide atau konsep dengan konsep untuk memahami pokok persoalan. Pada akhirnya akan tiba pada jawaban yang kemungkinan besar benar. Dan bila dihadapkan dengan soal uraian maka sekali lagi kosakata akan sangat berperan dalam pilihan kata untuk menjelaskan suatu ide secara menarik.
Selanjudnya daya tahan membaca dan konsentrasi yang sudah menjadi kebiasaan akan menjadi penyempurna. Keduanya menjadi modal yang besar manakala peserta didik berhadapan dengan soal yang panjang.
Program Wajib Membaca
Aktivitas membaca bagi peserta didik dapat berjalan manakala sekolah membuatnya dalam bentuk program. Sebab sekolah memiliki otoritas untuk membuat aturan yang pada prinsipnya harus ditaati oleh semua elemen sekolah. Sekolah juga memiliki potensi seperti guru dan jam kegiatan belajar mengajar yang mengharuskan peserta didik berada di sekolah dalam jangka waktu tertentu setiap hari.
Program tersebut dapat dibuat demikian. Pertama, peserta didik diharuskan untuk membawa buku atau bahan bacaan setiap hari. Peserta didik dapat membawa buku apa saja ia miliki saat ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak menyulitkan peserta didik dan membebani orang tua. Di samping itu pilihan ini juga bermaksud untuk membuka pemahaman peserta didik bahwa kita bisa membaca apa saja yang kita jumpai. Sebab apa saja yang kita jumpai atau kita miliki secara sengaja atau tidak bisa membawa manfaat tersendiri bagi kita.
Kedua, setiap hari pula peserta didik diharuskan untuk membaca selama 15 menit pada pagi hari sebelum pelajaran pertama dimulai. Sebab setiap awal pasti sulit. Untuk mengurai kesulitan itu dibutuhkan alokasi waktu terbaik yakni pada pagi hari ketika peserta didik masih segar.
Ketiga, Sekolah memberikan tugas tambahan kepada guru mata pelajaran pertama untuk mengawasi program ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa peserta didik benar-benar membaca pada waktu yang ditentukan.
Keempat, Sebagai rewad sekolah mengadakan lomba menulis kembali isi bahan bacaan yang telah di baca secara periodik persemester. Hal ini dimaksudkan untuk membuka pemahaman peserta didik bahwa apa yang dibacanya selalu ada manfaat. Hari ini manfaatnya kecil. Tapi dalam perjalanan waktu apa yang pernah dibacanya akan memberi kemudahan tersendiri dalam menjalani kehidupan.
Penutup
Membaca merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Karena itu sekolah harus memiliki cara agar tetap menanamkan minat baca bagi peserta didiknya di tengah padatnya program pembelajaran. (Editor: Patrisius Leu, S.Fil./rf-red-st)