
Kab. Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Wakil Bupati Kabupaten Kupang, Aurum Obe Titu Eki, S.Ars., M.Ars., menghadiri acara pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) internasional yang diselenggarakan Instituto Superior Cristal (ISC) Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang pada Senin (17/04/2025) di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT.
Rombongan Wakil Bupati Kupang dan tamu undangan lainnya diterima secara adat dengan pengalungan Tais (kain tenun khas Timor Leste) di halaman Kantor Desa Manusak. Dari sana, tamu dan undangan memasuki aula yang diiringi dengan musik dan tari tradisional Kili Mau Koko yang dipersembahkan oleh mahasiswi ISC Timor Leste.

Kegiatan yang mengusung tema “Kolaborasi Internasional untuk Kesehatan Berkelanjutan: Meningkatkan Kesehatan Ibu, Anak, dan Lansia” itu juga dihadiri oleh Plt. Camat Kupang Timur; Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang; Kepala Puskesmas Naibonat; Bhabinkamtibmas; Pimpinan, dosen dan mahasiswa dari ISC Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang; Kepala Desa Manusak bersama seluruh perangkat desa, kader posyandu, dan tokoh masyarakat lainnya.
Wabup Kupang: Layanilah Masyarakat dengan Tulus
Saat menyampaikan kata sambutan, Aurum Titu Eki mengungkapkan rasa syukur dan senangnya karena bisa ikut terlibat dalam kegiatan pengmas internasional tersebut. Menurutnya, selain mewakili Bupati Kabupaten Kupang yang berhalangan hadir karena sedang bertugas di luar daerah, kehadirannya pada kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu, anak, dan lansia itu juga sangat berkaitan erat dengan tugasnya sebagai Ketua Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Kabupaten Kupang.
“Saya bangga bisa ikut bersama, karena pengmas ini sangat penting,” ungkap Wakil Bupati Perempuan Pertama di Kabupaten Kupang tersebut.

Pada kesempatan itu, Aurum yang dikenal juga sebagai salah satu pemimpin atau wakil kepala daerah paling muda di Indonesia, menekankan pentingnya kegiatan pengmas bagi pengembangan kapasitas mahasiswa. Karena itu, ia memotivasi mahasiswa/i dari ISC Timor Leste maupun STIKes Maranatha untuk terus bersemangat dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
Aurum mengakui, sebagai mahasiswa yang masih muda ini mungkin masih gugup, kadang masih jatuh-bangun, tapi kalau punya hati yang tulus untuk melayani atau membantu masyarakat, pasti hasilnya akan baik. Alumnus Magister Arsitektur Universitas Trisakti itu menekankan, sebagai anak muda mahasiswa harus berani memulai; jangan takut belum paham atau alasan lainnya.
“Membantu orang itu tidak perlu melihat ini dari mana, negara apa, dan sebagainya. Kita melayani semua orang dengan baik,” imbuhnya.
Aurum Titu Eki juga mengapresiasi penyelenggara kegiatan, karena menurutnya pengmas tersebut sangat membantu Pemerintah Kabupaten Kupang untuk kampanye tentang pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Ia mengakui, upaya mengubah perilaku masyarakat itu tidaklah mudah. Karena itu, ia menganjurkan agar setiap komponen yang bergerak dalam pelayanan kepada masyarakat, hendaknya tidak sekadar melakukan tugas sebagai kewajiban formal, tetap benar-benar menganggapnya sebagai tanggung jawab besar dan dikerjakan dengan hati yang tulus.
“Saya percaya, apa yang dilakukan dengan hati yang tulus, pasti punya dampak yang baik bagi masyarakat,” tambahnya.
Ia juga berharap kepada penyelenggara, khususnya STIKes Maranatha Kupang yang telah menetapkan Desa Manusak sebagai desa binaan selama kurang lebih 5 tahun dengan berbagai pencapaian positif, agar ikut membantu juga desa-desa yang lain di Kabupaten Kupang. Menurutnya, masih ada 177 desa/kelurahan lain yang butuh pendampingan dari perguruan tinggi dan lembaga lainnya, sehingga bisa dipertimbangkan pada program yang akan datang.
Sebagai Ketua Penggerak PKK Kabupaten Kupang, Aurum Titu Eki juga secara khusus menyapa kader-kader dari 7 posyandu yang tersebar di Desa Manusak. Ia sangat mengapresiasi para kader yang melayani masyarakat secara langsung. Sebagai bentuk dukungan, ia berjanji akan selalu berupaya untuk hadir dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan program PKK.
Di akhir sambutannya, Wakil Bupati Aurum Titu Eki mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung berbagai program Pemerintah Kabupaten Kupang. Ia pun mengakhir sambutannya sekaligus membuka kegiatan Pengabdian Masyarakat Internasional ISC Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang itu secara resmi.
Implementasi Tridarma Perguruan Tinggi
Plt. Ketua STIKes Maranatha Kupang, Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep., dan Wakil Rektor Bidang Akademik ISC Timor Leste, Dr. Jacinto de Oliviera Junior, M.Pd., sama-sama menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kupang—khususnya Desa Manusak—yang telah bermitra dengan baik dalam implementasi tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Pimpinan STIKes Maranatha Kupang maupun ISC Timor Leste telah bersepakat melalui perjanjian kerja sama yang dilandasi keyakinan yang sama, bahwa penyelesaian masalah akademik maupun masalah masyarakat membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Karena itu, kedua institusi memutuskan untuk memulai kerja kolaborasi dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, salah satunya berupa pengabdian masyarakat internasional tersebut.
Kedua institusi sama-sama meyakini, masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia—khususnya wilayah Timor Barat, kurang lebih sama dengan kondisi di Timor Leste. Selain itu, masalah kesehatan yang terjadi di salah satu negara, bisa saja merambat ke negara tetangga, apalagi jarak antara kedua negara begitu dekat. Karena itu, melalui pengmas internasional tersebut, kedua institusi berharap bisa saling mengenal masalah kesehatan sekaligus saling membantu dalam penemuan solusi yang terbaik.
Masalah Kesehatan di Desa Manusak
Plt. Camat Kupang Timur (Yosafat A.B.W Dokoebani, S.STP.,MM) dan Kepala Desa Manusak (Arthur Ximenes, SH) sebagai perwakilan pemerintah desa mengucapkan terima kasih kepada STIKes Maranatha Kupang dan ISC Timor Leste yang memberi perhatian khusus pada masalah kesehatan masyarakat di sana. Secara umum, masalah kesehatan di Desa Manusak dikelompok menjadi dua: masalah kesehatan ibu dan anak dan masalah kesehatan lansia.
Masalah tersebut tergambar juga dalam kegiatan FGD (focus group discussion) yang dilakukan setelah seremonial pembukaan berlangsung. Pada kesempatan FGD tersebut, kader kesehatan dan perangkat desa menyampaikan berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi saat memberi pelayanan langsung kepada masyarakat.
Ketua panitia kegiatan, Awaliyah M. Suwetty, S.Kep., Ns., M.Kep., menjelaskan bahwa setelah kegiatan pembukaan dan FGD hari pertama, selanjutnya kedua institusi penyelenggara akan merancang rencana tindakan atau intervensi yang tepat sesuai masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Ia menambahkan, kegiatan implementasi hingga evaluasi akan berlangsung kurang lebih 1 minggu, mulai dari 17 hingga 24 Maret 2025.
Penulis: Saverinus Suhardin (Dosen STIKes Maranatha Kupang)