Pimpinan Cristal Foundation Beri Kuliah Umum di STIKes Maranatha Kupang

0
119
Kuliah umum tentang “Bahasa Portugis di Timor Leste: Jembatan Budaya dan Dinamika Kekerabatan dengan Nusa Tenggara Timur“ pada Rabu (19/03/2025) di Kampus STIKes Maranatha Kupang.

Kab. Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Presiden Eksekutif Cristal Foundation, Dr. Agostinho dos Santos Gonçalves, L.Ec., M.M., memberikan kuliah umum tentang “Bahasa Portugis di Timor Leste: Jembatan Budaya dan Dinamika Kekerabatan dengan Nusa Tenggara Timur“ pada Rabu (19/03/2025) di Kampus STIKes Maranatha Kupang yang berlokasi di Jl. Kampung Bajawa-Nasipanaf, Kab. Kupang, NTT.

Cristal Foundation merupakan yayasan penyelenggara lembaga pendidikan tinggi Instituto Superior Cristal (ISC) Timor Leste yang sedang melakukan lawatan ke STIKes Maranatha Kupang dalam rangka implementasi kerja sama internasional yang berlangsung sejak 13 hingga 24 Maret 2025.

Kehadiran Dr. Agostinho pada kesempatan itu juga masih didampingi delegasi Instituto Superior Cristal (ISC) Timor Leste yang sudah hadir berapa hari sebelumnya, di antaranya Dr. Jacinto de Oliviera Junior, M.Pd., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik; Muhammad Syarifudin, M.Kep., sebagai Wakil Dekan Fakultas Kesehatan; bersama 7 orang dosen dan 18 mahasiswa ISC Timor Leste.

Dokumentasi kegiatan.

Kuliah umum yang membahas peran Bahasa Portugis di Timor Leste sebagai warisan budaya yang berfungsi sebagai jembatan budaya, simbol identitas nasional, dan penghubung dengan Nusa Tenggara Timur itu merupakan bagian dari agenda kerja sama internasional antara ISC Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang tersebut.

Pentingnya Penguasaan Bahasa

Plt. Ketua STIKes Maranatha Kupang, Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep., saat memberikan kata sambutan pembuka, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas perhelatan kuliah umum. Menurutnya, selain tema kuliah yang menarik, pematerinya juga merupakan Pimpinan Yayasan Cristal sekaligus sebagai Dosen Program Studi Magister Pendidikan, Instituto Superior Cristal, Dili, Timor Leste.

Muhammad Saleh Nuwa menilai, penguasaan suatu bahasa sangat penting karena menjadi alat komunikasi sehari-hari. Karena itu, ia menganjurkan ratusan mahasiswa/i STIKes Maranatha Kupang yang menghadiri kuliah umum tersebut untuk menguasai bahasa lain selain Bahasa Indonesia untuk tujuan pendidikan, pekerjaan, bisnis, dan urusan lainnya.

Salah satu bahasa asing yang dianjurkan Muhammad Saleh Nuwa untuk dipelajari adalah Bahasa Portugis, sebab itu merupakan bahasa resmi yang digunakan negara tetangga Timor Leste. Ia menilai secara historis, Kupang dan wilayah Timor Barat pada umumnya memiliki kesamaan budaya dengan Timor Leste. Karena itu, hubungan yang sudah terjalin sejak lama itu akan semakin erat bila diiringi dengan pengenalan bahasa untuk mempermudah komunikasi.

“Kalau kita memahami bahasa, kita bisa berkomunikasi dengan baik,” imbuhnya.

Menurut Muhammad Saleh Nuwa, penguasaan Bahasa Portugis bisa menjadi sebuah keniscayaan baru untuk membuka peluang kerja yang lebih luas. Ia menjelaskan, posisi NTT dan Timor Leste yang relatif dekat sangat memungkinkan terjadinya pertukaran tenaga kerja, urusan pendidikan, bisnis, dan lain-lain.

“Maka kalau ingin bekerja sebagai tenaga kesehatan di Timor Leste, sudah pasti diperlukan penguasaan bahasa yang baik,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Muhammad Saleh Nuwa menegaskan pentingnya penguasaan bahasa dalam memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan secara umum. Menurutnya, setiap tenaga kesehatan perlu melakukan Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) dengan pasien. Relasi BHPS akan berhasil, katanya lebih lanjut, kalau kita bisa menggunakan bahasa yang sama dengan pengguna layanan sekaligus tetap memperhatikan aspek budaya dalam perawatan/pelayanan kesehatan.

Melihat peluang tersebut, Muhammad Saleh Nuwa selaku pimpinan STIKes Maranatha Kupang berinisiatif untuk menambah mata kuliah Bahasa Portugis dalam kurikulum institusi pada masa mendatang. Ia mendorong mahasiswa/i untuk bersemangat belajar bahasa asing yang diperlukan untuk memperluas peluang kerja, termasuk Bahasa Portugis.

Dokumentasi kegiatan.

“Siapa yang menguasai bahasa, dia akan menguasai dunia. Dunia seolah berada di dalam genggamannya. Karena itu, manfaatkan kesempatan kuliah umum ini dengan baik,” pesan Muhammad Saleh Nuwa sebelum membuka kegiatan itu secara resmi.

Bahasa Portugis di Timor Leste

Saat menyampaikan kuliah umumnya, Dr. Agostinho menjelaskan, kehadiran Bahasa Portugis di Timor Leste merupakan hasil dari interaksi kompleks antara sejarah, politik, dan psikologi masyarakat. Menurutnya, meskipun awalnya merupakan alat kolonialisme, bahasa ini telah direkonstruksi sebagai simbol identitas nasional dan kebanggaan pascakemerdekaan.

“ Selain itu, penggunaan Bahasa Portugis juga menjadi strategi politik untuk memperkuat posisi Timor Leste di dunia internasional melalui keanggotaan dalam Komunitas Negara Berbahasa Portugis (CPLP: Comunidade dos Países de Língua Portuguesa),” imbuh Dr. Agostinho.

Meski demikian, lanjut Dr. Agostinho, dalam praktiknya warga negara Timor Leste belum semuanya menguasai Bahasa Portugis. Karena itu, kebijakan bilingual dan multibahasa tetap diterapkan di Timor Leste. Ia menilai kebijakan seperti itu sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara pelestarian warisan kolonial dan penghargaan terhadap bahasa serta budaya lokal.

“Dalam keseharian, kami menggabungkan penggunaan Bahasa Portugis, Tetum, Inggris, dan Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut Dr. Agostinho memaparkan hubungan hubungan erat antara Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, relasi itu terbentuk melalui pertukaran budaya, pernikahan antar etnis, dan interaksi sosial. Karena itu, ia menilai kerja sama lintas budaya—seperti kerja sama internasional ISC Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang—menciptakan peluang dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengenalan dan apresiasi budaya, pariwisata, teknologi informasi, dan bidang kehidupan lainnya.

Namun, menurut Dr. Agostinho, peluang yang besar itu masih mendapat banyak tantangan, salah satunya kesenjangan penguasaan bahasa. Karena itu, ia juga menganjurkan peserta kuliah umum untuk belajar bahasa sesuai tujuan atau keperluan masing-masing—termasuk Bahasa Portugis.

Penguasaan Bahasa Portugis, masih menurut Dr. Agostinho, sangat penting dalam relasi NTT dengan Timor Leste atau STIKes Maranatha Kupang dengan ISC pada masa mendatang. Ia menambahkan, penguasaan Bahasa Portugis juga bisa membuka peluang lain yang lebih besar melalui kerja sama dengan institusi pendidikan yang ada di Komunitas Negara Berbahasa Portugis (CPLP: Comunidade dos Países de Língua Portuguesa).

Fasilitas Belajar Bahasa Portugis

Kuliah umum yang berlangsung pukul 10.00 hingga 12.00 itu ditanggapi secara antusias oleh peserta yang didominasi mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan STIKes Maranatha Kupang. Tampaknya mereka mulai tertarik dan ingin belajar Bahasa Portugis.

Dari berbagai proses diskusi tersebut, maka ada ide untuk penyelenggaraan kelas Bahasa Portugis di STIKes Maranatha Kupang. Dr. Jacinto de Oliviera Junior, M.Pd., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik ISC Timor Leste menyampaikan kesediaannya untuk memfasilitasi ide tersebut.

Dr. Jacinto menanggapi secara positif ide tersebut. Ia menjelaskan, ISC Timor Leste memiliki beberapa dosen Bahasa Portugis yang bisa datang langsung ke STIKes Maranatha Kupang atau memberikan kuliah secara daring.

“Inilah manfaat lain dari kerja sama internasional yang kita buat bersama, apa saja kebutuhan masing-masing institusi bisa saling melengkapi,” tandasnya.

Penulis: Saverinus Suhardin (Dosen STIKes Maranatha Kupang)

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini