PKBM Bravostart Peduli Pelestarian Bahasa Daerah

0
138
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Ngada, Drs. Niko Nono Mawo, menyerahkan donasi buku kepada PKBM Bravostart Mataloko.

Ngada, SEKOLAHTIMUR.COM – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bravostart Mataloko, Kabupaten Ngada, NTT, merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang memiliki kepedulian terhadap upaya pelestarian bahasa daerah. Salah satu bentuk nyata kepedulian ini yakni PKBM Bravostart menggelar Lomba Doa dan Bahasa Daerah pada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada tanggal 21 Februari 2022 lalu.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Ngada, Drs. Niko Nono Mawo yang hadir pada kesempatan tersebut mengapresiasi PKBM Bravostart yang berinisiatif untuk memaknai Hari Bahasa Ibu Internasional dengan kegiatan yang digelar. Ia juga mengaku senang dan bangga melihat peserta yang antusias dalam mengkuti lomba.

“Kegiatan yang akan datang perlu kita libatkan dengan kepala daerah setempat. Bagi siswa-siswi agar manfaatkan potensi yang ada di lembaga ini dengan baik agar bermanfaat bagi diri sendiri dan lebih penting berada di tengah masyarakat, dan juga anak yang berkompeten dan berahklak budaya,” tandasnya.

Peserta Lomba Doa dan Bahasa Daerah PKBM Bravostart Mataloko.

Sementara itu Pengelola PKBM Bravostart sekaligus Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Ngada, Benediktus Lagho, S.Pd., kepada media ini mengungkapn, bahasa ibu atau bahasa daerah itu sangat penting dan perlu dijunjung tinggi. Bahasa daerah adalah bahasa yang sudah sepatutnya kita lestarikan.

“Karena dengan bahasa daerah kita bisa dan menghargai norma budaya yang sudah menyatu sejak dari rahim seorang ibu. Dengan adanya kegiatan sepaerti ini nilai luhur budaya dalam hal bahasa daerah tidak tergerus oleh era digitalisasi,” ungkapnya.

Agnes Mangkung, S.Pd., salah seorang pengajar, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan anak didiknya karena dapat menumbuhkembangkan bakat terutama dalam hal bahasa ibu.

“Agar menggunakan bahasa daerah secara baik dalam doa dan juga bertutur kata, baik di lingkungan sekolah maupun di tenga lingkungan masyarat. Kegiatan bukan hanya doa tetapi juga puisi, nyanyi lagu pilihan menggunakan bahasa daerah,” tuturnya. (Novensius Filemon/ rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini