SMA Kristen 2 Soe Gelar Workshop Kurikulum Merdeka

0
589
Kepala SMA Kristen 2 Soe, Simon Benu, S.Pd.

TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Guna meningkatkan kompetensi para guru, SMA Kristen 2 Soe menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka pada Jumat – Sabtu, 29 – 30 Juli 2022. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi IKM yang digelar pada tanggal 17 – 18 Juni 2022 lalu.

Kepala SMA Kristen 2 Soe, Simon Benu, S.Pd., yang ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (30/7/2022), menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan workshop tersebut mencakup implementasi kurikulum merdeka yang mana sebelumnya para guru di sekolahnya telah mengikuti sosialisasi tentang IKM itu sendiri.

“Kegiatan workshop tentang kurikulum merdeka ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi beberapa waktu lalu, karena itu kami pihak sekolah kembali mengundang para narasumber yang ada untuk melanjutkan kegiatan tersebut melalui kegiatan workshop tentang kurikulum merdeka yang mana dikemas dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), karena di SMA Kristen 2 Soe ini setiap mata pelajaran ada dua orang guru karena itu dalam kegiatan workshop ini dibekali untuk membuat modul ajar dan materi lainnya yang berhubungan dengan IKM,” ungkapnya.

Simon juga menyampaikan bahwa sekalipun sekolahnya belum terdaftar sebagai sekolah yang akan menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tetapi dirinya komitmen untuk mempersiapkan para gurunya dalam menyikapi setiap perubahan kurikulum yang ada.

“Awalnya memang kami lambat untuk mendaftar sebagai sekolah yang akan menerapkan kurikulum merdeka tetapi pada intinya bahwa saya mempunyai niat untuk semua guru yang ada di SMA Kristen 2 Soe ini lebih dulu mempersiapkan diri dan mengikuti setiap perkembangan terkait kurikulum yang ada,” jelasnya.

Simon juga mengisahkan bahwa saat mengikuti sosialisasi tentang IKM para narasumber tidak pernah mengarahkan untuk memilih tetapi dikembalikan ke pihak sekolah melalui para guru untuk menentukan pilihannya terkait tiga pilihan yang ada yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi.

“Selama mengikuti kegiatan sosialisasi terkait dengan IKM beberapa waktu lalu itu narasumber menjelaskan cukup detail dengan penerapan IKM ini, dan narasumber tidak pernah mengarahkan atau memaksa kami pihak sekolah untuk memilih, tetapi ada kuesioner yang mana semua guru menentukan pilihannya setelah mengikuti sosialisasi, dari kuesioner itu dari 24 guru yang ada sebanyak 21 guru memilih Mandiri Berubah, 2 guru memilih Mandiri Belajar, dan 1orang yang memilih Mandiri Berbagi, dari hasil kuesioner itu maka diambil kesimpulan bahwa lebih banyak para guru memilih Mandiri Berubah karena itu selaku kepala sekolah saya terus mendukung semu guru yang ada untuk mempersiapkan diri agar dalam pelaksanaan IKM nanti guru tidak merasa kesulitan,” urai Simon.

Sementara itu Mezra E. Pellondou, S.Pd., M.Hum, Fasilitator Program Guru Penggerak Kemendikbudristek dan Guru Sekolah Penggerak SMA Negeri 1 Kupang yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan workshop tersebut kepada media ini menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi terkait implementasi kurikulum merdeka (IKM) beberapa waktu lalu. Karena itu setelah adanya sosialisasi pihak sekolah tertarik untuk mempelajari lebih jauh terkait kurikulum merdeka karena itu selaku narasumber kembali untuk membekali para guru untuk mempersiapkan diri.

“Penerapan implementasi kurikulum merdeka (IKM)  ini ada tiga opsi yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, karena itu dalam workshop ini kami membekali para guru terkait bagaimana menyusun modul ajar, kurikulum operasional Sekolah (Kos), Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), DNA kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) dan berbagi terkait pengalaman lain yang mana sekolah kami (SMA Negeri 1 Kupang) sudah menerapkan kurikulum merdeka,” ujarnya.

Mezra juga menyampaikan bahwa sekalipun sekolah atau satuan pendidikan belum mendaftar sebagai sekolah penggerak bisa untuk menerapkan kurikulum merdeka.

“Ada yang namanya mandiri manajemen jadi sekolah itu baik yang terdaftar ataupun yang belum mendaftar sebagai sekolah penggerak itu bisa karena itu hak sekolah, sekalipun belum terdaftar tetapi sudah menerapkan beberapa opsi dari kurikulum merdeka ya dengan sendirinya sudah membantu pemerintah untuk menyukseskan kurikulum merdeka ini, karena itu sekalipun SMA Kristen 2 Soe ini belum terdaftar tetapi semangat dalam menerapkan kurikulum merdeka ini sangat tinggi karena itu perlu juga diberi apresiasi,” terangnya.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu, Mezra E. Pellondou, S.Pd., M.Hum., (Fasilitator Program Guru Penggerak Kemendikbud Ristek dan guru sekolah penggerak SMA Negeri 1 Kupang), Dra. Sandy N. Paliama (Wakasek kurikulum sekolah penggerak SMA Negeri 1 Kupang), dan Aplunia Dethan, S.Pd., M.Pd., (Pengawas  pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang dan Pendamping Guru Penggerak). (Lenzho Asbanu/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini