PEREMPUAN SENJA
–
Seorang perempuan sepi bersenandung pada sayap-sayap senja
Merangkai bahasa dari seberang fajar
Menuliskan pada gemercik ombak dan karang
Lalu memudarkannya pada jingga mata ibu dan temaram suara ayah
–
Tidak pandai bicara, namun menyukai suar suara puisi
Tak pandai melagu namun menyukai lirik-lirik patah
Tak pandai masak seperti ibu namun menyukai makanan
Mencintai laut dan gelombang seperti ayah dahulu
–
Dia adalah segambar diri dari dua manusia yang telah berlalu
Hilang dalam kenang namun hangat di kening
Sudah lama ia berkawan dengan senja dan siluetnya
Bercerita perihal beberapa kemenangan dan bentuk kekalahan yang nadir
–
Di lengkung senja itu ia bisa menangis sekaligus melebur tawa
Sebab ketika senja berpulang, hanya tersisa deru ombak dan pasir
Membalut luka sendiri dan melepaskan depresi ke udara
Ternyata setelah langit mewarnai senja, Ayah dan ibu melahirkan seorang perempuan
***
TUMBUH
–
Ketika Tuhan menyirami semesta dengan rintik hujan
Tanah sedang merawat dirinya dengan dedaunan yang mulai membusuk
Menjadikannya lapisan-lapisan yang menutup permukaan
Pertanda sebuah kehidupan akan dimulai dari kedalaman yang rahasia
–
Jika benih amatir itu beruntung, ia akan memulai perjalanan
Membelah diri dan menembus kematian untuk mempertontonkan kehidupan
Perihal itu, kurasa Tuhan tidak bercanda
Ia memang berencana
Soal hidup atau mati, kita lihat saja nanti
–
Jika ia beruntung, ia bisa hidup lebih lama dan membuktikan diri
Menancap akar lebih kuat terhadap angin dan merawat tubuh terhadap serangga
Makan udara dan matahari supaya bisa berdiri lebih tinggi
Jika ia jatuh dan mati, ia adalah pengecut
Namun jika ia nampak tenang, ia sedang tumbuh
***
BINAR EMBUN
–
Pagi membuka mata lebih awal
Sedang embun masih menempel di punggung daun
Mengawal matahari yang menjadikannya lenyap
Ia masih saja dingin dan bisu seperti biasa
–
Ia cerah bening apa adanya
Tak ada yang ia tutupi dari hidupnya
Refleksinya transparan tapi ia mudah jatuh
Terkadang karena terlalu polos ia sering ditipu
–
Embun bisa pergi dan pulang seenaknya
Keberadaanya memberi aroma basah yang sejuk
Binarnya mempercantik tunas semesta
Tapi sayangnya ia tak pernah pamit saat pergi
–
Kata orang dia sedang memberi diri kepada langit
Menimbun bulir-bulir air dari seluruh dunia
Menjadi air langit yang kita sebut dengan hujan
Atau setidaknya kembali menjadi sebulir air di punggung daun
***
SENDIRI
–
Di magrib yang lembut ini
Aku memilih sendiri dan menyendiri
Setidaknya untuk kali ini mari berdialog
Atau berkenalan seperlunya saja
–
Kujemput kembali suara ombak yang merdu
Kupeluk lagi sejuknya desir udara yang berputar
Untuk kembali lagi ke beberapa tempat dimana pernah ada tenang
Juga ejaan-ejaan kata yang belum sempurna namun ada
–
Bukan aku tidak suka ramai dengan pekamu
Namun aku tidak biasa untuk berbicara keras apa lagi terlalu dalam
Aku sendiri di sini untuk merayakan beberapa kehilangan
Juga penjelasan dari beberapa pertanyaan yang masih bungkam
***
SEDARI DULU
–
Aku terdiam di teduh matamu yang sayu
Mengenang semua kenangan yang membuatmu membiru pagi ini
Memperhatikan serimbun rumput tempat kakimu menari kala hujan
Kau tak sendiri, ada aku yang tersenyum di batas hujan kemarin
–
Ku temani kau melewati laut yang penuh emosi
Tepian senja yang suka sekali berlalu tanpa pamitan dengan kita
Juga pasir yang rapuh dari ruas-ruas jari kita yang dingin
Adakah jatuh yang lebih berkelas dibanding kita hari itu?
–
Aku tak pandai membaca skenario Tuhan tentang makhluk ajaib yang disebut manusia
Mereka mengalami banyak musim tak terduga dalam hidup
Dan menaklukannya sebagai pemeran utama dalam naskah
Sedari dulu sampai sekarang, masalah kita tetap sama
Ini cuma soal melepaskan atau memperjuangkan
***
Regesti Salomi Bauana, lahir di Olafulihaa pada 29 Agustus 1995 dan sekarang menetap di Rote Ba’a. Menyelesaikan pendidikan di SDN Olafulihaa (2004), SMPN 1 Pantai Baru (2010), SMAN 1 Pantai Baru (2013), dan menamatkan studi Sarjana di Universitas Nusa Lontar Rote (2019).
Memiliki hobi membaca karya fiksi membawanya mencintai dunia puisi. Baginya puisi itu bernilai magis seperti isi hati dan isi kepala penulisnya. Ia menulis beberapa puisi untuk mengisi waktu luang, diikutkan ke beberapa lomba puisi dan pernah masuk dalam 50 karya terbaik yang diterbitkan dalam buku “Kata-Kata Kita” (Akalanka Team). Beberapa puisinya juga dibacakan melalui platform youtube dengan nama channel Regesti Salomi.