Akhir tahun 2022, Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi) kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional dengan menjadi salah satu mitra terpilih Pertamina Foundation dalam Program PFmuda 2022. Tim yang diketuai oleh Marianus Seong Ndewi tersebut lolos dengan proposal proyek sosial berjudul “Hananu sebagai Eco Art” (Pesan Karakter untuk Global Warming).
Sebelumnya, lembaga yang baru berusia setahun lebih ini juga telah menjadi salah satu pemenang Proyek Sosial PFmuda 2021 melalui proposal (program) bertajuk “Hananu di Batas Negeri” dengan lokasi kegiatan di Kabupaten Malaka (Februari 2022). Di kali kedua keterlibatannya dalam PFmuda, Yaspensi memilih Kabupaten Kupang sebagai titik kegiatan.
Tanggal 1 – 3 Februari 2023 tepatnya di Sekolah Kasih Karunia, 30 peserta didik SD, SMP dan SMA dilibatkan dalam “kampanye cinta lingkungan” tersebut. “Ini kedua kalinya kami berhasil memenangkan Proyek Sosial PFmuda. Sebagai lembaga yang bergerak khusus di bidang pendidikan, kami melihat bahwa anak-anak atau peserta didik belum dilibatkan dalam aksi-aksi untuk menyuarakan cinta akan lingkungan. Untuk alasan inilah kami menggunakan metode ‘Hananu’ (bernyanyi) sebagai aktifitas yang disukai anak-anak NTT,” ungkap Marianus Seong Ndewi dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan tersebut.
Sementara itu Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kupang Drs. Imanuel M. E. Buan, M.M., yang hadir dan membuka kegiatan tersebut menegaskan, “Isu pemanasan global menjadi menjadi salah satu bahan diskusi di negara-negara G20, yang dulunya paru-paru bumi ada di Indonesia, sekarang sudah di sulap jadi kebun sawit. Dulu di Oefafi banyak sumber air dan masih terdengar kicauan burung, sekarang tidak ada lagi. Nah kalau tidak ada yang berpikir tentang ini adalah suatu keniscayaan”.
Beberapa waktu setelahnya – masih di bulan yang sama, dalam rangka Ujian Praktik Mata Pelajaran (Mapel) Seni Budaya, SMA Negeri 4 Kupang menggelar Pentas Seni (Pensi) bertajuk “Eco Art” (Berkreasi Seni untuk Merawat Lingkungan) pada Jumat (17/02/2023) di pelataran sekolah setempat. Dalam pensi tersebut para siswa kelas XII menampilkan beragam karya seni dan kreasi guna mengajak semua warga sekolah untuk membangun kesadaran dan wawasan lingkungan sebagai wujud implementasi Kurikulum Merdeka.
“Melalui ini juga kita akan melestarikan budaya-budaya yang telah dilaksanakan oleh leluhur kita. Hal ini juga diharapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT supaya kita tetap melestarikan budaya-budaya dari masing-masing daerah, dan saya percaya dari budaya-budaya itu yang mengajarkan kita agar bijak dalam kehidupan ini. Dan tema merawat lingkungan hari ini, menjadi seruan bagi kita untuk sadar dan merawat lingkungan sebagai tempat tinggal kita yang nyaman, baik itu di sekolah, di rumah maupun di mana saja kita berada,” ujar Kepala SMAN 4 Kupang Drs. Agustinus Bire Logo, M.Si., dalam momentun tersebut.
Melalui program (dan kegiatan) bertajuk “Hananu” dan “Eco Art”, sesungguhnya Yaspensi dan SMAN 4 Kupang memberikan sebuah pesan cinta dari sisi yang lain di bulan Februari, bulan penuh cinta ini. Pesan cinta lingkungan, cinta alam, cinta bumi, cinta ibu. Ibu yang mencintai dan memberikan segalanya, seperti dikatakan Emily Dickinson, “Alam adalah ibu kita yang paling tua; dia tidak akan membahayakan”. Mari merawat bumi; ibu, yang semakin tua ini. (*)