Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam upaya menanamkan karakter dan akhlak mulia anak terhadap lingkungan, TK Notre Dame Kupang melakukan Gerakan Pungut Sampah. Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (04/05/2023), di pantai LLBK Kota Kupang.
Kepala TK Notre Dame Kupang, Sr. Fidelia Lito Ruron, SND, S. Ag., mengungkapkan, kegiatan tersebut mengusung tema “Aku Sayang Bumi”. Tema tersebut mengandung pesan bahwa masalah sampah bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama termasuk dunia pendidikan.
“Masalah utama lingkungan Kota Kupang adalah kebersihan lingkungan. Di mana-mana terdapat tumpukan sampah. Gerakan Jalan-Jalan Pungut Sampah (JPS) oleh Walikota telah dilakukan, namun perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan masih tetap ajek,” ungkap Sr. Fidelia.
“Perilaku membuang sampah sembarangan tentunya menjadi perhatian bagi semua pihak, khususnya di dunia pendidikan,” lanjutnya.
Sr. Fidelia mengungkapkan, kegiatan tersebut juga sebagai bentuk implementasi profil pelajar pancasila yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia.
“Mengimplentasikan kurikulum merdeka, sekolah memilih topik pembelajaran, yakni Lingkunganku Bebas Sampah. Hal ini mengacu pada profil pelajar pancasila, yaitu dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia,” ujar Sr. Fidelia.
“Salah satu akhlak mulia yang dikembangkan dalam dimensi ini adalah akhlak mulia kepada alam dengan bertanggung jawab, rasa sayang dan peduli terhadap lingkungan, sebab manusia merupakan bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi,” jelasnya.
Lebih lanjut Sr. Fidelia mengungkapkan, sebagaimana manusia, alam lingkungan hidup juga merupakan ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai tempat tinggal semua makhluk. Oleh karena itu kesadaran akan lingkungan harus ditanamkan sehingga menjadi suatu kebiasaan.
“Manusia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Betapa pentingnya merawat lingkungan sekitar sehingga alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup, saat ini maupun yang akan datang,” ungkap Sr. Fidelia.
“Kesadaran ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli lingkungan, sehingga secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” tandasnya.
Melatih Anak Sejak Usia Dini
Sr. Fidelia menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih anak-anak agar sejak usia dini mereka terbiasa dan mampu berperilaku cinta akan lingkungan, sekaligus menjadi teladan bagi banyak orang.
“Anak-anak dilatih sejak dini untuk berprilaku sayang kepada bumi dengan membiasakan diri peduli sampah. Kegiatan peduli sampah ini biasa dilakukan di sepanjang jalan bukit ziarah, namun kali ini dilakukan di pantai LLBK Kota Kupang,” ungkap Sr. Fidelia.
“Kegiatan ini menjadi latihan bagi anak-anak sekaligus mengedukasi masyarakat sekitar untuk peduli terhadap lingkungan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu guru TK Notre Dame, Maria N. Benia, S.Pd., menyampaikan, untuk memperoleh capaian pembelajaran yang optimal dari kurikulum merdeka, sekolah memilih projek kerusakan lingkungan sebagai contoh kasus dan kemudian mencari cara penyelesaiannya.
“Kegiatan ini merupakan program kurikulum merdeka dan sekolah penggerak. Ini masih ada hubungannya dengan tema pembelajaran di dalam kelas, yakni Aku Sayang Bumi. Kemudian dibuatkan projek, dimana pembelajaran berbasis masalah itu diterapkan,” ungkap Maria Benia.
“Kami melihat masalah yang ada di sekitar yakni kerusakan lingkungan. Nah, dari masalah itu, kita menjadi generasi yang memberi solusi dengan membuat anak bisa mencintai lingkungan. Jadi, nilai yang ditanamkan di dalam diri anak yaitu perilaku membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan sampah yang ada di sekitar,” jelasnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)