SMPK Giovanni Kupang Tetap Junjung Kredibilitas dalam Ujian Sekolah

0
241
Kepala SMPK Giovanni Kupang, RD. Joannes P. Bria, Pr., S.Fil., M.M.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – SMP Katolik Giovanni Kupang tetap melaksanakan ujian bagi para siswa kelas IX, dengan menjunjung tinggi kredibilitas sekolah dan keaslian hasilnya meskipun dalam sistem yang berbeda. Kepala SMPK Giovanni Kupang, RD. Joannes P. Bria, Pr., S.Fil., M.M., menyampaikan, semua peserta mampu menjalankan ujian dengan baik, walaupun ada sedikit kendala teknis dalam pelaksanaannya.

“Hari ini sekolah menjalankan ujian di hari yang ke-4. Dan sejauh pelaksaan 4 hari ujian ini, 84 peserta, siswa-siswi kelas IX kami, prosesnya berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti,” ungkap RD. Joannes Bria, Kamis (11/05/2023) saat diwawancarai media ini di ruang kerjanya.

“Bahwa benar, ada sedikit kendala yang dialami dinas PK dalam mempersiapkan pelaksanaan ujiannya. Lalu, atas keputusan dinas diberikan kepada MKKS untuk boleh membantu pelaksanaan ujian sekolah tahun ini,” lanjutnya.

RD. Joannes Bria menuturkan, atas kesepakatan bersama dan melalui pertimbangan yang matang, ujian dilakukan dengan menggunakan HP. Kemudian hasilnya dibawa ke dinas untuk tetap menjaga prinsip kerahasiaan dan kepercayaan terhadap sekolah.

“84 anak kami menggunakan HP dalam melaksanakan ujian dan tidak menggunakan komputer. Bahwa benar, sekolah ini punya lab komputer degan 20 PC, namun atas pertimbangan tertentu seperti listrik dan sinyal, akhirnya diperoleh keputusan bersama untuk menggunakan HP android,” ujarnya.

“Sejauh ini berdasarkan mekanisme yang ada, dinas meminta kami agar setiap kali selesai ujian langsung menyerakan hasilnya ke kantor Dinas PK kota Kupang. Hal ini untuk tetap menjaga kerahasiaan dan kredibilitas sekolah,” terangnya.

Ia juga berharap, sebelum ujian dilakukan, penting untuk dipersiapkan secara baik agar tidak terjadi kendala dan bisa disiapkan langkah solutifnya. Dan pada akhirnya, hasil ujian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

“Harapan saya, pelaksanaan ujian penting untuk dipersiapkan secara matang dari jauh-jauh hari, baik itu data peserta didiknya, lalu simulasinya agar bisa dilihat kekuatan servernya. Dan kemudian dievaluasi untuk dicarikan solusi, seperti pembagian ujian berdasarkan wilayah sekolah serta pemusatan pengolahan data server-nya agar tidak terjadi over kapasitas,” ungkapnya.

“Dan saya juga berharap, perjalanan ujian yang sementara berlangsung ini sesuai dengan kesepakatan bersama, yaitu tetap menjaga kejujuran, keaslian dan kredibilitas dari nilai di satuan pendidikan masing-masing,” harapnya.

——-

Lebih lanjut RD. Joannes Bria menjelaskan, sistem yang tiba-tiba berubah tentu cukup mempengaruhi persiapan para siswa, namun pihak sekolah telah memberikan bekal yang cukup sebagai langkah antisipatif, sehingga ujian  bisa berjalan dengan lancar.

“Sistem yang berubah ini, secara tertentu sangat berpengaruh bagi kesiapan anak-anak. Tetapi di sisi lain, saya bersama para guru secara tertentu sudah menyiapkannya, jika terjadi demikian kami sudah menyiapkan opsi-opsi yang akan kami lakukan agar ujian tetap berjalan,” ujarnya.

“Sehingga kemarin, ketika simulasi tidak terjadi, kami mendahulukan dengan ujian tingkat sekolah dalam arti bahwa ada 4 mata pelajaran yang jadi kewenangan sekolah, yaitu seni budaya, agama, PJOK dan prakarya. Kami mendahulukan yang itu, sehingga anak-anak jangan merasa kosong, karena mereka sudah belajar. Mereka harus tetap ujian, karena sangat berdampak pada mental dan fisik anak. Sehingga, sejauh ini ke-84 anak kami bisa melakukan ujian dan tidak terlalu merasa risih dengan perubahan ini,” terangnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini