Sumba Timur, SEKOLAHTIMUR.COM – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan kegiatan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi di Pulau Sumba. Kegiatan tersebut diadakan di Hotel Cendana, Waingapu pada 20—23 Juni 2023.
Sebanyak 40 komunitas penggerak literasi dari berbagai daerah di Pulau Sumba mengikuti kegiatan tersebut. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk untuk mengimplementasi berbagai praktik baik literasi, mengembangkan pengelolaan komunitas, dan merencanakan kegiatan literasi di lingkungan masyarakat.
Dalam sambutannya ketika membuka kegiatan, Bunda Literasi Kabupaten Sumba Timur, Merlianty Simanjuntak, M.Si., mengajak komunitas penggerak literasi di Pulau Sumba agar bersama-sama berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di daerah untuk meningkatkan literasi di Pulau Sumba.
“Sebagai sebuah gerakan, literasi harus memberikan kesempatan dan ruang untuk keterlibatan semua pemangku kepentingan baik secara individual maupun kelembagaan. Jadi, kolaborasi atau kerja sama dengan pihak lain dapat mewujudkan hal-hal besar,” ungkapnya.
“Dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah atau pun instansi lain di luar pemerintah termasuk dengan teman-teman pegiat literasi atau komunitas literasi pastinya ada banyak yang bisa dilakukan untuk Sumba,” lanjut Bunda Merlianty.
Selain itu, jelasnya, komunitas literasi dapat mengembangkan dan menggerakkan gerakan literasi sesuai kearifan lokal yang ada di daerah Sumba.
“Metode yang digunakan oleh komunitas ini unik pastinya karena disesuaikan dengan lingkungan di mana komunitas itu ada dalam hal ini kearifan lokal menjadi ciri khas dari setiap komunitas,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT yang diwakili oleh Koordinator Tata Usaha Kantor Bahasa Provinsi NTT, Irwan Alfreed Pellondou, menyampaikan apresiasi atas semangat komunitas literasi di Pulau Sumba yang telah hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kita di sini sebenarnya sama-sama belajar. Kami sama-sama belajar dari Bapak, Ibu. Saling mengisi, berbagi praktik baik dan itulah yang kami harapkan dan ke depannya seperti itu. Jadi, kami harapkan Bapak, Ibu bisa mengikuti kegiatan dengan baik dari hari pertama sampai penutupan ataupun jika memiliki kendala bisa disampaikan kepada narasumber biar nanti bisa bersama-sama mencari solusinya,” ujar Irwan.
Sejalan dengan Bunda Merlianty Simanjuntak, Irwan mengajak komunitas yang hadir pada kegiatan tersebut untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka menumbuhkan dan menggerakkan literasi di lingkungan masing-masing.
“Gerakan literasi itu adalah sebuah gerakan bukan serta-merta sebuah program saja. Gerakan itu penggeraknya ada di masyarakat bukan di pemerintah, pemerintah hanya sebagai fasilitator. Masyarakat dalam hal ini bukan hanya pendidikan formal dalam hal ini sekolah, tetapi juga komunitas-komunitas yang tumbuh di tengah masyarakat. Namun, terkadang komunitas itu jalan sendiri, sekolah jalan sendiri, pemerintah jalan sendiri sehingga gerakan itu yang disebut Gerakan Literasi Nasional tidak benar-benar tumbuh sebagai sebuah gerakan,” jelas Irwan.
“Kami berharap setelah kegiatan ini tidak hanya berakhir di malam puncak tetapi kolaborasi itu berkelanjutan sampai ke luar, sampai ke masyarakat, dan sampai ke sekolah,” tandasnya. (Siaran Pers Kantor Bahasa Prov. NTT/rf-red-st)