Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR. COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-2, Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi) menggelar bincang buku “Dosa Sang Penyair” pada Rabu (26/07/2023) di Kampus STIM Kupang. Buku ini merupakan karya salah satu anggota Yaspensi, Emanuel Nong Yonson.
Menurut Ketua Yaspensi, Marianus Seong Ndewi, bincang karya tersebut merupakan agenda tetap Yaspensi dan sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil karya dari anggota Yaspensi.
“Agenda tetap kita setiap kali merayakan Ultah Yaspensi adalah bincang karya-karya milik anggota Yaspensi, walaupun dalam keadaan yang sangat sederhana. Ini bentuk apresiasi kita terhadap sebuah karya yang lahir dari hasil perenungan yang panjang,” ujarnya.
Lebih lanjut Marianus menyampaikan terima kasih kepada setiap anggota Yaspensi yang telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik selama setahun dan berharap visi-misi Yaspensi tetap dijiwai dalam setiap aktivitas.
“Saya secara pribadi menyampaikan terima kasih dan sangat mengapresiasi kerja keras setiap kita dalam tugas dan fungsinya. Saya juga berharap, kita semua tetap mendengungkan visi dan misi Yaspensi di dalam setiap aktivitas kita,” harapnya.
Penulis buku “Dosa Sang Penyair”, Emanuel Nong Yonson mengungkapkan, karya tersebut sesungguhnya berisi curahan hati penulis dan melewati proses yang panjang serta waktu yang lama sampai lahirnya buku tersebut.
“Saya sudah menulis sejak kelas 2 SMP dan puisi pertama yang saya kenal itu ‘Aku’ Chairil Anwar. Sebenarnya seluruh puisi yang saya tulis itu isinya curahan hati. Buku ini yang berjumlah 101 puisi adalah hasil tulisan selama 10 tahun dan ada 450 karya,” jelasnya.
“Ada tiga warna dalam tulisan ini yakni, kritik sosial, kontemplasi, dan hal yang paling penting adalah hal-hal yang bersifat altruis. Artinya kita melukai diri kita hanya untuk kebahagiaan orang lain,” tambahnya.
Sementara itu Robertus Fahik, salah satu pemantik dalam bincang buku tersebut menyampaikan bahwa penulis telah berkontribusi memperkaya karya-karya sastra di NTT dan menyajikan sebuah judul yang menarik serta menyentuh realitas setiap orang.
“Dalam catatan pengamat sastra NTT, Bapak Yohanes Sehandi, sampai dengan tahun 2021 ada sebanyak 264 judul buku sastra di NTT dengan rincian; 115 buku puisi, 60 buku cerpen, 84 novel dan 5 judul drama. Dari sini saya mau katakan bahwa ‘Dosa Sang Penyair’ sangat penting dan berarti, karena menambah khazanah karya sastra NTT, khususnya puisi,” ujarnya.
“Dari sisi judul, menurut saya sudah sangat menarik, unik dan memancing orang untuk membacanya. Dalam pembacaan saya, sebenarnya bukan hanya penyair dalam arti orang yang menulis sastra, tapi untuk semua orang. Karena semua kita adalah penyair yang menciptakan diksi, dan karya-karya dalam hidup ini dalam ragam warna yang merefleksikannya,” lanjutnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)