Kantor Bahasa Provinsi NTT Gelar Peningkatan Kompetensi Penulisan, Penerjemahan, dan Ilustrasi Cerita Anak Dwibahasa

0
127
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT Elis Setiati, S.Pd., M.Hum., didampingi panitia dan narasumber saat pembukaan kegiatan.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Penulisan, Penerjemahan, dan Ilustrasi Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2024. Kegiatan tersebut berlangsung di hotel Swiss-Belcourt Kupang pada Senin – Jumat, 4 – 8 Maret 2024.  

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT Elis Setiati, S.Pd., M.Hum., mengungkapkan, menulis cerita anak tidaklah mudah, karena itu penting dilakukan peningkatan kompetensi bagi para penulis. Dengan demikian dapat dihasilkan cerita anak yang berkualitas.  

“Menulis cerita anak untuk sekarang ini tidak bisa seperti kita menulis cerpen atau novel biasa karena dia harus menggunakan cerita yang kekanak-kanakan dan ala anak-anak dan pikiran yang menjiwai anak-anak itu agar anak-anak yang membaca paham,” ungkapnya.

Lebih lanjut Elis Setiati menyentil terkait pemanfaatan buku bacaan termasuk buku cerita anak di lingkungan sekolah. Menurutnya, banyak buku bacaan yang belum dimanfaatkan secara baik oleh pihak sekolah.  

Suasana pembukaan kegiatan.

“Yang menjadi masalah, setelah buku itu terbit dan kami kirimkan ke seluruh Indonesia ternyata di NTT kurang dimanfaatkan. Nah, nanti tugas bapak dan ibu melihat ke sekolah-sekolah, apakah buku yang dibagikan, kami ada pengiriman ribuan buku ke beberapa sekolah hasil dari asesmen. Sekolah-sekolah itu pada saat kami monitoring dengan pejabat eselon dua, ternyata buku itu disimpan rapi,” ujar Elis Setiati.

“Kami bertanya, mengapa buku ini disimpan? Supaya tidak rusak, Pak. Apakah dibaca anak-anak? Maaf, Pak. Belum. Wah, sudah hampir setahun tidak dibaca bagaimana teman-teman? Anak-anak itu perlu buku-buku itu meskipun rusak tidak apa-apa karena buku itu diciptakan untuk dibaca,” lanjutnya.

Elis Setiati juga menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara penulis, penerjemah, dan ilustrator dalam menghasilkan cerita anak. Hal ini menjadi perhatian pihaknya mengingat NTT memiliki ragam latar belakang budaya yang perlu dimunculkan secara baik dan benar dalam setiap karya cerita anak yang dihasilkan.

“Kantor bahasa mempertemukan ketiganya (penulis, penerjemah, dan ilustrator, red) agar ini menjadir uang diskusi yang baik,” ujarnya.

Mewakili Kantor Bahasa Provinsi NTT, Elis Setiati pun menyampaikan terima kasih kepada narasumber dan peserta yang mengambil bagian dalam kegiatan ini. Ia berharap semua pihak yang terlibat secara maksimal dalam proses sesuai jadwal yang ada sehinggal dapat meghasilkan karya cerita anak yang berkualitas dan dapat bermanfaat bagi anak-anak di Provinsi NTT.

Peningkatan Kompetensi

Sementara itu dalam laporan panitia, staf Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan Kantor Bahasa Provinsi NTT, Kartikasari Dwi Rokhmah, menyampaikan, kegiatan Peningkatan Kompetensi Penulisan, Penerjemahan, dan Ilustrasi Cerita Anak Dwibahasa diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi NTT berdasarkan Pentunjuk Teknis Penerjemahan di Balai/Kantor yang disusun oleh KKLP Penerjemahan Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Pose bersama usai acara pembukaan.

“Kegiatan ini bertujuan agar penulis, penerjemah, dan illustrator dapat memiliki tempat dan waktu berdiskusi yang kondusif dan meningkatkan kompetensi menulis dan menerjemahkan teks/serta ilustrasi buku cerita anak sehingga menghasilkan tulisan, terjemahan, dan ilustrasi cerita berbahasa daerah dan bahasa Indonesia yang menarik dan bermutu bagi pembaca anak-anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ujar Kartikasari.  

Kegiatan ini, jelasnya, merupakan tahapan kegiatan Penerjemahan Kantor Bahasa NTT yang diawali dengan Sayembara Penulisan, Penerjemahan (sebanyak 128 naskah yang masuk), dan Ilustrator (86 portofolio yang masuk). Dari Sayembara terpilih 50 naskah pemenang dan 10 portofolio yang lolos untuk ilustrator. Tahapan lanjutan adalah penyuntingan dan ilustrasi kemudian pencetakan terbatas lalu uji keterbacaan dan pengajuan ISBN dan HAKI.

“Tiga puluh satu peserta peningkatan kompetensi merupakan pemenang sayembara penulisan yang belum pernah mengikuti atau yang sudah pernah mengikuti peningkatan kompetensi namun naskahnya masih perlu direvisi. KKLP mengundang penerjemah-penerjemah bahasa Alor untuk menyesuaikan target di KAK penerjemahan 2024 yaitu dari bahasa Alor Mauta, bahasa Kaera, bahasa Sar, bahasa Teiwa, bahasa Klon, dan Diang,” ujar Kartikasari.

“Penerjemah-penerjemah bahasa Alor akan menerjemahkan naskah cerita anak dari penulis kantor. Ada satu penerjemah bahasa daerah Wanukaka dari Sumba Barat yang bersedia menerjemahkan sebagai tambahan bahasa yang belum diterjemahkan tahun lalu. Sehingga total bahasa baru yang diterjemahkan tahun 2024 ada 8 bahasa daerah (Kaera, Sar, Teiwa, Klon, Diang, Loli-Sumba Barat, Riung-Ngada, dan Mamboro-Sumba Tengah) dari naskah pemenang sayembara,” jelasnya.

Kartikasari menambahkan, dalam kegiatan ini panitia juga mengundang 10 peserta ilustrator untuk mengerjakan sketsa karakter sesuai naskah yang dibagikan. Narasumber penulisan yakni Benny Ramdhani (penulis cerita anak nasional) yang menelaah cerita penulis, dan tim KKLP Penerjemahan Kantor Bahasa Provinsi NTT yang menjelaskan mengenai metode dan teknik penerjemahan.

“Narasumber lainnya yakni Roland Linggi (ilustrator NTT dari tahun 2022) yang menjelaskan ilustrasi cerita anak khususnya sesuai dengan karakteristik Provinsi NTT. Diharapkan 55 naskah selesai direvisi, diswasunting, diterjemahkan, dan disketsa ilustrasinya minimal sketsa karakternya,” pungkasnya. (RF/Yosi/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini