Badan Bahasa Gelar Pertemuan Penulis Residensi Daerah 3T Tahun 2024

0
376
Pose bersama usai pembukaan kegiatan Konsinyasi Pertemuan Penulis Residensi Buku Anak di Wilayah 3T pada Selasa, 24 September 2024 di hotel Vertu Harmoni Jakarta.

Jakarta, SEKOLAHTIMUR.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, menggelar kegiatan Konsinyasi Pertemuan Penulis Residensi Buku Anak di Wilayah 3T pada Selasa—Jumat, 24—27 September 2024 di hotel Vertu Harmoni Jakarta.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, mengungkapkan, residensi penulis merupakan program yang telah dilaksanakan oleh Badan Bahasa sejak beberapa tahun terakhir dengan tujuan memotret Indonesia dari pinggiran terutama daerah 3T yang hasilnya dituangkan dalam bentuk karya sastra.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah saat membuka kegiatan.

Menurutnya, sastra Indonesia dapat mencerminkan keberagaman pola pikir dan pengetahuan serta kebragaman pola hidup masyarakat Indonesia. Sastra dalam kebinekaan bangsa Indonesia, kata Ganjar, tercermin dalam beberapa karya seperti Salah Asuhan karya Abdul Muis (1920-an), Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana (1930-an), Gairah untuk Hidup dan Gairah untuk Mati karya Nasjah Djamin (1960-an), Burung-Burung Manyar dan Burung-Burung Rantau karya Y. B. Mangunwijaya (1980-an dan 1990-an), dan novel Impian Amerika karya Kuntowijoyo (2000-an).

Selain itu, kata Ganjar, sastra Indonesia juga dapat menggambarkan interaksi antar-budaya, agama, dan isme. Hal ini seperti tercermin dalam Dadaisme (2004) karya Dewi Sartika, dan Namaku Teweraut (2000) karya Ani Sekarningsih.

Presentasi oleh penulis Benny Rhamdani.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, pola nilai etnisitas di tengah keberagaman serta bagaimana problematiknya terbingkai dalam novel Memang Jodoh (1960; 2013) karya Marah Rusli, dan Tarian Bumi (2000) karya Oka Rusmini.

Kepada para penulis residensi, Ganjar menitipkan delapan poin yag perlu mendapat perhatian ketika menulis karya sastra hasil residensi di daerah 3T. Delapan poin itu yakni (1) Memahami Kebutuhan Pembaca, (2) Penggambaran Budaya dan Potensi Lokal, (3) Memilih Topik dan Alur yang Menarik, (4) Pesan dan Nilai-Nilai yang Disampaikan, (5) Bahasa dan Gaya Penulisan, (6) Pentingnya Menjaga Relevansi dan Realisme, (7) Peranan Etika dalam Penggambaran Sosial, dan (8) Tema dan Nilai-Nilai yang Mengena.

Selama kegiatan, para penulis mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman selama menjalani masa residensi di daerah 3T. Selain itu para penulis juga memaparkan gambaran progres novel hasil residensi yang sedang ditulisnya.

Presentasi oleh penulis Andry Hariana.

Sebagai informasi, tahun ini sebanyak 25 penulis dipilih oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek untuk menjalani program Residensi Penulisan Cerita Anak ke Wilayah 3T. Para penulis terbagi ke dalam dua tahap yakni tahap 1 yang menjalani masa residensi tanggal 5 – 29 Agustus 2024, dan tahap 2 tanggal 13 Agustus 2024 – 6 September 2024.

Selama menjalani masa residensi, para penulis melakukan riset berdasarkan 4 tema yang ditentukan oleh panitia yakni (1) Kedudukan Anak dalam Masyarakat/Komunitas Adat di Wilayah 3T; (2) Kearifan Lokal dalam Bentuk Tradisi dan Kesenian di Wilayah 3T; (3) Cerita Inspiratif Mengenai Anak-Anak di Wilayah 3T; (4) Isu Lingkungan dan Sosial-Budaya di Wilayah 3T. Dari 4 tema yang ada, setiap penulis memilih 2 tema dan mengembangkan hasil risetnya menjadi 2 Buku Cerita Anak Jenjang E atau kategori novel remaja.

Berikut daftar 25 penulis peserta residensi berserta lokasi residensinya (urutan nama berdasarkan SK dan surat tugas).

Tim penulis tahap 1

  1. Robertus Fahik: Kab. Kepulauan Morotai, Prov. Maluku Utara;
  2. Andry Hariana: Kab. Timor Tengah Selatan, Prov. Nusa Tenggara Timur;
  3. Benny Rhamdani: Kab. Alor, Prov. Nusa Tenggara Timur;
  4. Triya Ayu K: Kab. Sumba Timur, Prov. Nusa Tenggara Timur;
  5. Ari Setiawan: Kota Kupang, Prov. Nusa Tenggara Timur;
  6. Ary Nilandari: Kab. Bintan, Prov. Kepulauan Riau;
  7. Darwanto: Kab. Karimun, Prov. Kepulauan Riau;
  8. Ginanjar Teguh Iman: Kab. Dumai, Prov. Riau;
  9. Sugiarti: Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau;
  10. Deby Lukito: Kota Jayapura, Prov. Papua;
  11. Desi Puspitasari: Kab. Merauke, Prov. Papua;
  12. Togi Sandi Situmorang: Kab. Maybrat, Prov. Papua Barat Daya;
  13. Sulung Haryanto: Kab. Sorong, Prov. Papua Barat;
  14. Dewi Cholidatul: Kab. Nias Selatan, Prov. Sumatra Utara;
  15. Nunik Utami: Kab. Serdang Bedagai, Prov. Sumatra Utara;

Tim penulis tahap 2

  1. Evi Indriani: Kab. Kab. Seram Bagian Barat, Prov. Maluku;
  2. Tuti Adhayati: Kab. Aceh Besar, Prov. Aceh;
  3. Ruwi Meitasari: Kab. Sintang, Prov. Kalimantan Barat;
  4. Gusti Trisno: i Kab. Pesisir Barat, Prov. Lampung;
  5. Imran Laha: Kab. Hulu Sungai Utara, Prov. Kalimantan Selatan;
  6. Hervianna Artha: Kab. Boalemo, Prov. Gorontalo;
  7. Barbara Eni: Kab. Sigi, Prov. Sulawesi Tengah;
  8. Oki E. Noorsari: Kab. Donggala, Prov. Sulawesi Tengah;
  9. Eva Rianty Lubis: Kab. Malinau, Prov. Kalimantan Utara;
  10. Rizal Iwan: Kab. Musi Rawas Utara, Prov. Sumatra Selatan.

(Tim/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini