Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Menyambut datangnya musim penghujan di tahun 2024/2025, pemerintah Provinsi NTT melakukan berbagai upaya, baik di bidang pertanian maupun mitigasi terhadap potensi adanya bencana.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTT, Rahmatullah Adji, menyampaikan, curah hujan di daerah NTT akan dimulai dari bulan Oktober 2024 hingga awal tahun 2025 dengan intensitas yang lebih basah dari normalnya.
“Perbandingan hujan kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Musim hujan di bulan Oktober meliputi Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur”, ujar Rahmat Adji dalam Jumpa Pers pada Jumat (27/09/2024) di Kantor Gubernur NTT.
“Puncak musim hujan di NTT diprediksi umumnya akan terjadi pada tahun 2025. Musim hujan akan datang lebih awal hingga normal dari biasanya, dengan sifat hujan lebih basah dari biasanya atau lebih normal,” tandasnya.
Sementara itu, Plt. Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Bily Wanda, mengungkapkan, upaya yang dilakukan bagi para petani ialah melakukan penyuluhan dan edukasi terkait pemanfaatan air dan menyediakan bibit-bibit sesuai dengan kondisi iklim kita.
“Dengan konservasi air, kami memanfaatkan efesiensi air yang ada dengan menanam tanaman-tanaman yang adaptif sesuai keterbatasan air yang ada,” jelas Joaz Wanda.
“Selain itu kami juga melakukan edukasi terhadap para petani sejak dini dan memitigasi dengan menyediakan benih-benih yang ada sesuai dengan kondisi lingkungan kita,” terangnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si., menuturkan, masing-masing daerah di NTT memiliki tingkat kerawanan bencananya. BMKG melakukan berbagai upaya diantaranya dengan menyediakan sumber mata air dan terus-menerus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait langkah antisipatif terhadap bahaya bencana.
“Di wilayah Flores rawan terkena bencana gempa, longsor, dan letusan gunung berapi. Di pulau Timor rawan dengan bencana gempa, longsor dan banjir, sementara di Sumba rawan terjadi kebakaran,” ungkap Cornelis Wadu.
“Bekerja sama dengan BNPB pusat, kita diberi bantuan sumur bor di tiap Kabupaten di NTT. Ini membantu petani untuk melanjutkan hidupnya. Selain itu di NTT umum rawan dengan gempa bumi dan longsor. Selain itu, kami selalu intens melakukan edukasi terhadap masyarakat,” tambahnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)