Jakarta, SEKOLAHTIMUR.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) mengadakan Peluncuran Novel Hasil Residensi Penulis di Wilayah 3T pada Rabu, 11 Desember 2024 di hotel Jayakarta, Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Literasi Nasional Tahun 2024 yang berlangsung pada Senin – Kamis, 9 – 12 Desember 2024.
Adapun novel yang diluncurkan berjumlah 50 buku bacaan literasi jenjang E. Buku-buku ini ditulis oleh 25 penulis terpilih yang melakukan residensi di wilayah 3T selama bulan Agustus 2024. Dari 50 novel tersebut terdapat 2 novel karya penulis kelahiran Malaka, NTT, Robertus Fahik.
Kepada media ini, Fahik mengungkapkan, dirinya menjalani masa residensi di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara selama 25 hari pada bulan Agustus 2024 lalu. Dari residensi tersebut ia menulis 2 buku berjudul Namaku Muhlis Eso dan Surat-Surat dari Morotai.
“Buku Namaku Muhlis Eso merupakan novel biografi yang mengangkat kisah seorang pemuda di Morotai yang membangun museum swadaya Perang Dunia II. Sementara buku Surat-Surat dari Morotai merupakan catatan perjalanan saya selama di Morotai, bagaimana saya melihat alam, budaya, dan manusia di sana, tapi tentu saya bawa ke dalam novel dengan menghadirkan tokoh-tokoh di dalamnya,” ungkap Fahik.
Terlibat dalam program residensi, kata Fahik, merupakan sebuah pengalaman berharga. Dirinya bisa belajar tentang masyarakat dan budaya lain di Indonesia, juga dapat mengenal sesama penulis dari seluruh Indonesia beserta karya-karyanya.
“Saya bersyukur sekali bisa dilibatkan dalam program residensi. Saya belajar banyak hal, mulai dari masyarakat dan budaya di Morotai, juga karya teman-teman penulis lainnya. Sejak awal dalam proses pembekalan, lalu pertemuan di Jakarta sampai pada peluncuran ini, saya belajar banyak dari para penulis hebat, masing-masing dengan karakter dan proses kreatifnya tersendiri,” ujar Fahik.
“Saya juga bersyukur karena dapat menyumbang 2 buku literasi jenjang E untuk pembaca se-Indonesia khususnya adik-adik di bangku sekolah. Dan sebagai putra NTT, saya juga merasa bahagia karena dari 50 novel yang diluncurkan, 8 di antaranya belatar NTT, ditulis oleh 4 teman penulis yang menjalani masa residensi di Sumba Timur, Alor, TTS, dan Kota Kupang. Semoga karya-karya ini dapat dibaca oleh peserta didik khususnya di NTT,” harapnya.
Acara peluncuran novel residensi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dam Sastra, Ganjar Firmansyah. Hadir dalam acara tersebut Koordinator dan Tim KKLP Literasi Badan Bahasa, 25 penulis residensi, serta perwakilan guru dan pelajar SMA/SMK/MA se-DKI Jakarta. Guru dan pelajar yang hadir masing-masing mendapat 1 buah novel residensi.
Acara diisi dengan berbagi proses kreatif penulis residensi yang diwakili oleh 4 penulis. Ada juga penampilan perwakilan peserta dan penulis residensi meliputi monolog, review buku, pembacaan puisi, dan musikalisasi puisi. (tim/rf-red-st)