TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Merasa terpanggil untuk melayani masyarakat di pedesaan, Yayasan Pelita Anglikan Indonesia (YPAI) membangun gedung sekolah di Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten TTS. Peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah tersebut dihadiri langsung Bupati TTS, Egusem Piether Tahun dan sejumlah pejabat dari Kabupaten TTS, Sabtu (4/12/2021).
Ketua YPAI Nasional, Stevanus Mudjianto, S.E, kepada awak media menyampaikan bahwa sejak 2013 YPAI sudah melakukan pelayanan di wilayah Kabupaten TTS. Misi pelayanan itu dimulai dengan pengobatan gratis bagi masyarakat serta memberikan kursus bahasa Inggris kepada masyarakat.
Tidak terhenti di situ, selama kehadirannya di TTS, YPAI masih mendapati anak-anak yang letak rumah sangat jauh dari sekolah, karena itu YPAI merasa terpanggil untuk membangun sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP & SMA yang akan disediakan dengan asrama.
“Keberadaan kita di Kabupaten TTS sebenarnya sudah sejak tahun 2013 lalu. Kita bergerak melakukan pelayanan secara gratis kepada masyarakat dalam bentuk pengobatan gratis dan pelatihan kursus bahasa Inggris. Tahun ini, kita mengembangkan lagi misi pelayanan kita dengan membangun gedung sekolah Saint Andrew Niki-Niki,” ungkap Stevanus.
Usai dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati TTS, lanjut Stevanus, para tukang akan mulai melakukan pengerjaan. Ia menargetkan pembangunan 20 ruang kelas itu akan rampung dibangun pada tahun 2022 mendatang.
“Target kita, gedung sekolah ini akan rampung dikerjakan pada akhir tahun 2022 mendatang,” ujarnya.
Ditanya apakah nantinya pihak manajemen sekolah akan menggratiskan biaya sekolah, Stevanus mengatakan, tidak. Pihak manajemen sekolah akan membuat kategori kelompok siswa berdasarkan kemampuan ekonomi. Bagi anak tidak mampu, maka pihak YPAI akan mencarikan donatur untuk membiayai sekolahnya.
Kehadiran sekolah tersebut direncanakan akan menggunakan dua bahasa yakni, Indonesia dan Inggris dalam proses KBM. Nantinya juga akan didatangkan tenaga pengajar dari luar NTT selain mengutamakan putra-putri daerah.
“Nanti sekolah ini akan pakai dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Kita akan dukung dengan tenaga pengajar berkualitas dan berkompeten pada bidangnya,” terangnya.
Sementara itu Pendeta Yonathan Saefatu, mengatakan, gedung sekolah yang dibangun terdiri dari Gedung PAUD, SD, SMP dan SMA. Akan ada tiga ruang belajar untuk PAUD, sedangkan untuk SD sampai SMA total ada 17 ruang kelas yang dibangun di luar ruang guru, aula dan lab, perpustakaan dan fasilitas olahraga.
Pihaknya sengaja memilih lokasi pembangunan di luar kota guna mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan. Selain itu, keberadaan sekolah tersebut bertujuan untuk mendekatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat di desa.
“Kalau di kota, sekolah unggulan atau yang kualitasnya bagus sudah banyak, tapi di desa masih minim. Oleh sebab itu, kita sengaja bangun sekolah ini di desa sehingga ada pemerataan kualitas pendidikan,” tegasnya. (Lenzho Asbanu/ rf-red)