Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral Keuskupan Agung Kupang (STIPAS KAK) bersama Kementerian Agama Nusa Tenggara Timur (Kemenag NTT) menggelar Seminar Nasional bertema Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Seminar ini digelar secara daring dan luring pada Senin (20/12/2021), di Hotel Aston Kupang.
Ketua STIPAS KAK, RD. Emanuel B. S. Kase, S.Fil., M.M., mengungkapkan bahwa memperkenalkan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka kepada pendidikan sekolah tinggi merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah dalam menjawabi kebutuhan dan tuntutan zaman yang terus berubah-berkembang semakin pesat ini. Untuk itulah, lembaga sekolah, pendidik dan peserta didik, harus mampu untuk beradaptasi sambil meningkatkan potensi-potensi (skill) serta mutu belajar sebagai upayah mencapai kebebasan belajar yang inovatif, kreatif dan mandiri.
“Pada awal tahun 2020, Kemendikbud telah meluncurkan kebijakan baru yang dikenal dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan diwacanakan akan menjadi sebuah kurikulum baru yang sebentar lagi akan diterapkan di seluruh perguruan tinggi. Rencana strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan memfasilitasi dalam mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing,” ungkap RD. Eman Kase.
Sementara itu Prof. YL. Sukestiyarno, MS., PhD., salah satu narasumber dalam seminar tersebut menuturkan, poin penting Kurikulum MBKM yakni memberi ruang bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah sesuai keinginan (kebebasan) dan minatnya tidak hanya sebatas pada tingkat fakultas maupun universitas tempatnya menimba ilmu, tetapi lebih daripada itu, mahasiswa dapat menambah wawasan serta cakrawala berpikirnya di program studi dan universitas di luarnya.
Program ini, lanjutnya, memberikan hak belajar di luar prodi selama dua semester setelah mahasiswa menyelesaikan 4 semester agar memiliki dasar dan pegangan yang kuat.
“Mahasiswa tidak lagi belajar di kandangnya sendiri, melainkan ia bebas memilih pelajaran di universitas lain atau melakukan pertukaran pelajar dengan tetap di bawah bimbingan dosen akademik,” tuturnya.
Menurutnya, STIPAS KAK telah mengambil sikap inisiatif yang baik dalam mempersiapkan diri sebelum penerapan Kurikulum MBKM secara resmi. Ia juga menjelaskan bahwa dalam menjalankan kurikulum ini, tentunya tidak terlepas dari persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan yang akan dialami oleh sekolah, pendidik dan peserta didik, namun semuanya akan berjalan dengan baik, apabila semua elemen di dalam lembaga sekolah sudah berupaya menyusun rencana pelaksanaanya dengan sematang mungkin.
“Langkah yang diambil oleh STIPAS dengan melaksanakan seminar ini sudah sungguh sangat baik. Selain itu, terdapat pula tantangan berupa kekhawatiran kalau kurikulumnya terlalu luas dan ketakutan dari orang tua kepada anaknya karena harus bepergian jauh. Akan tetapi, Kurikulum MBKM ini menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan, karena dia punya wawasan yang luas,” pungkasnya.
Pantauan media ini, seminar tersebut berlangsung lancar dengan menghadirkan RD. Gino Tukan sebagai moderator. Sementara itu tampil sebagai narasumber yakni, Prof. YL. Sukestiyarno, MS., PhD., Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si., Dr. Rhatika Diana, M.Si., dan RD. Florens Maxi Un Bria, S.Ag., M.Sos. (Yosi Bataona/ rf-red-st)